BERITA

Menhan Setuju Film G30S/PKI Kembali Diputar

"Menurutnya, film itu adalah cuplikan sejarah yang harus diketahui semua orang."

Menhan Setuju Film G30S/PKI Kembali Diputar
Acara nonton bareng film G30S untuk siswa di Gresik Jatim. Foto: gresikkab.go.id

KBR, Jakarta- Bekas TNI dan sejumlah organisasi kemasyarakatan mendesak pemerintah memutar kembali film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Soal ini, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu setuju. Menurutnya, film itu adalah cuplikan sejarah yang harus diketahui semua orang.

"Sejarah. Itu kan sejarah yang benar. Supaya jangan sampai ada lagi yang tidak mengerti sejarah, tidak menghargai pahlawan revolusi. Loncat sana, loncat sini, duduk di atas patung pahlawan revolusi,"kata dia, Jumat(13/5/2016).

Dalam pertemuan di Balai Kartini tadi, sejumlah tokoh menyerukan desakan agar film ini kembali diputar. Salah satunya, bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta pasanga Fauzi Bowo, Prijanto. Ia bahkan mengusulka agar rekaman Mahkamah Militer Luar Biasa terhadap tokoh-tokoh PKI diputat massal.

"Ga cuma film ya. Rekaman Mahmilub itu, dulu waktu saya SMP, yang punya radio transitor itu bisa dengar."

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI dibuat oleh Arifin C. Noer. Saat Orde Baru, film itu wajib ditonton semua orang setiap tanggal 30 September. Isinya adalah cerita sejarah tragedi 65 versi pihak militer. Dalam film itu, PKI ditempatkan sebagai dalang pembunuhan terhadap 7 jenderal. 

Rencana Komite Intelijen Pusat (Kominpus) untuk mengupayakan pemutaran ulang film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI mendapat kritik dari kalangan pekerja film .

Salah seorang sineas film dokumenter, Hafiz Rancajale mengatakan film itu sangat tidak baik bagi anak-anak sekolah. Selain bisa menimbulkan trauma dan ketakutan mendalam karena memperlihatkan kekejaman, akurasi dari film itu sangat diragukan karena merupakan versi sejarah tunggal dari pemerintah. 


Editor: Malika

  • film g30spki
  • Ryamizard Ryacudu
  • Hafiz Rancajale

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!