BERITA

Kemdikbud Janji Masukkan Pendidikan Seksualitas dalam Kurikulum Nasional

"Anies Baswedan mengatakan ia menggunakan istilah kesehatan reproduksi dalam merujuk pendidikan seksualitas."

Kemdikbud Janji Masukkan Pendidikan Seksualitas dalam Kurikulum Nasional
Sejumlah aktivis menyalakan lilin saat aksi SOS (Save Our Sister) : Bunyikan Tanda Bahaya, Rabu (4/5), menuntut pemerintah dan kepolisian bersikap tegas menangani kasus perkosaan dan pembunuhan YY. F

KBR, Jakarta- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berjanji bakal memasukan materi pendidikan seksualitas dalam kurikulum pendidikan nasional. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan ia menggunakan istilah kesehatan reproduksi dalam merujuk pendidikan seksualitas.

"Saya menggunakan istilah kesehatan reproduksi itu yang nanti kita diskusikan ada jalurnya, ada intra, ada ekstra dan ada non kurikuler. Tapi intinya adalah anak-anak dididik untuk mereka belajar mengenai dirinya secara lengkap," kata Anies Baswedan di Gedung Kemendikbud Jakarta, Senin (09/05/2016).

Kata dia, peran orang tua juga tak kalah penting dalam menyampaikan materi tentang kesehatan reproduksi atau pendidikan seksualitas.

"Dan yang tidak kalah penting tadi kita diskusikan orang tua. Kita punya direktorat untuk pendidikan orang tua, kita nanti bantu siapkan bahan-bahannya (pendidikan seksualitas-red) sebagian teman-teman tadi sudah buat," ungkapnya.

Anies Baswedan menambahkan pihaknya telah mengeluarkan peraturan menteri (permen) No. 82 Tahun 2015 tentang Sekolah Aman. Permen tersebut melarang kekerasan dalam bentuk apapun termasuk kekerasan seksual di sekolah. Setiap sekolah wajib memasang papan sekolah aman yang berisi nomor kontak pihak-pihak yang dapat menerima pengaduan bila terjadi kekerasan. Pihak-pihak tersebut antara lain Kepala Sekolah, Kepolisian, Dinas Pendidikan hingga Kemdikbud. 

Sebelumnya sejumlah aktivis yang tergabung dalam Proklamasi Anak Indonesia dan Komite Aksi Perempuan menemui Anies Baswedan mendesak Menteri Anies Baswedan segera merealisasikan materi pendidikan seksualitas di sekolah, dimulai dari sedini mungkin.  Kasus YY, anak perempuan berusia 14 tahun asal Bengkulu yang meninggal setelah diperkosa 14 remaja laki-laki menjadi salah satu pemicu pertemuan ini. 

Data dari koalisi masyarakat sipil menyebutkan setiap hari terdapat 35 anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual di Indonesia. Sedangkan data dari Komnas Perempuan tahun 2015 menyatakan terdapat 2.269 korban dan 859 pelaku kekerasan dari rentang usia 13 hingga 18 tahun dalam ranah personal. 

Koordinator koalisi masyarakat sipil, Berkah Gamulya mengatakan, pihaknya mengawal komitmen yang disampaikan Anies Baswedan dalam pertemuan hari ini. 

"Ya, kawal terus Pak Menteri (Anies Baswedan) sudah kasih kontak Ibu Chatarina Girsang, akan kerja terus Bu Chararina akan mengundang kami. Kami konkret menyampaikan modul-modul pendidikan seksualitas walaupun Pak Anies bahasanya kesehatan reproduksi, nggak penting, yang penting kontennya. Pak Anies berjanji akan berkolaborasi, karena Pak Anies juga punya tim yang sedang menggodog itu," kata Berkah Gamulya.

Dalam pertemuan itu, aktivis menyerahkan boneka anak-anak dan sebuah kaos bertuliskan "sister in danger" kepada Menteri Anies Baswedan. 

Editor: Malika

  • darurat kekerasan seksual
  • kekerasan seksual anak
  • pendidikan seks untuk anak
  • anies baswedan
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!