BERITA
Istana Janji Dorong RUU Antikekerasan Seksual Jadi Prioritas di DPR
KBR, Jakarta- Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki
berjanji memberikan catatan kepada Presiden Joko Widodo terkait maraknya kasus
kekerasan seksual di Indonesia. Ini disampaikan Teten saat menerima perwakilan
koalisi aktivis perempuan yang berunjuk rasa di depan Istana Negara, sore tadi.
Menurut salah satu perwakilan peserta aksi, Estu Fanani dari Konde Institute,
dalam pertemuan itu, Teten menjanjikan dua hal terkait kasus kekerasan seksual
terhadap anak. Salah satunya adalah mempercepat pembahasan Rancangan Undang-undang
Penghapusan Kekerasan Seksual.
"Pak Teten mengagendakan untuk membuat memo, atau catatan untuk mempercepat pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual untuk menjadi prioritas pada tahun ini. Sebab hingga kini belum menjadi prioritas di DPR.” Jelas Estu saat dihubungi KBR, Rabu (4/5/2016)
Estu melanjutkan, “yang kedua, yang paling bisa dilakukan
dalam waktu dekat, kata Teten, adalah
melakukan kampanye bersama secara nasional dan masif berkaitan dengan
kepedulian terhadap potensi kekerasan seksual, serta bagaimana memahami
perspektif masyarakat terhadap kekerasan seksual maupun terhadap
korbannya," katanya.
Solidaritas aksi merespon kekerasan seksual terhadap YY berlangsung di depan kantor istana kepresidenan, Jakarta sore tadi. Puluhan aktivis memukul kentongan, membunyikan klakson dan meniup peluit sebagai tanda bahaya kekerasan seksual dan perkosaan terhadap perempuan.
Koordinator Lapangan Latifah Widuri Retyaningtyas
mengatakan, aksi berjudul #Save Our Sisters - Bunyikan Tanda Bahaya merupakan bentuk
perlawanan kekerasan seksual yang banyak terjadi di Indonesia. “Selain kampanye dan penyadaran kepada
masyarakat luas kita juga mau saat ini sudah ada rancangan UU Kekerasan Seksual
yang sudah masuk di prolegnas. Tetapi mengapa ini tidak segera disahkan. Kenapa
ini tidak segera disahkan, padahal kalau ada aturan legal akan mengurangi
angka-angka kekerasan seksual," jelasnya di Jakarta, Rabu (4/5)
Dalam aksi yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini, dibarengi pula dengan aksi menyalakan lilin dan juga aksi musikal dari kelompok musik Simponi yang membawakan tembang Sisters in Danger.
Editor: Malika
- teten masduki
- estu fanani
- Kekerasan Seksual
- Sisters in danger
- Save our sisters
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!