KBR, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Gerindra Desmond Mahesa menyebut dorongan Aburizal Bakrie untuk mengganti sistem pemilu menjadi proporsional tertutup, percuma. Ia beralasan sistem proporsional tertutup pernah digugat di Mahkamah Konstitusi (MK) dan kalah.
"Kita bicara tentang gugatan Mahkamah Konstitusi yang soal nomor urut, kalau ini mengingkari putusan MK nanti digugat lagi dan kalah di MK, usul ini kan percuma. Karena gagasan ini sudah kalah di MK," jelasnya saat dihubungi KBR, Selasa (17/5/2016).
Meski begitu, kata dia, fraksi Gerindra belum melakukan pembahasan terkait wacana tersebut. "Jadi kalau proporsional tertutup, ya kita hati-hati menyikapi. Apakah target 2019 akan tercapai? Karena salah-salah digugat. Gagasan ini sebagai wacana ya kami punya, tapi tidak dilempar ke publik," tambahnya.
Sementara itu, Juru bicara Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengisyaratkan kalau partai berlambang mercy ini akan mendukung usulan proporsional tertutup. Menurutnya, sistem tersebut dapat memberi wewenang kepada partai mencari kader yang berkualitas.
Selain itu, kata dia, sistem proporsional tertutup juga diterapkan di negara demokrasi yang sudah maju. Meski begitu, partai politik mesti membuat sistem yang baik agar tidak terjadi jual beli nomor urut.
Fraksi lain, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) DPR tetap berkeras menolak adanya perubahan sistem pemilu anggota legislatif dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup.
"Jadi PAN tetap ingin proporsional terbuka. Karena itu memberi kesempatan kepada semua orang untuk menjadi anggota DPR, tidak berdasarkan nomor urut. Dan MK pernah memutuskan dengan sistem suara terbanyak," kata Yandri Susanto kepada KBR, Selasa (17/5/2016).
Yandri mengakui sistem pemilu dengan proporsional terbuka mahal biayanya dan persaingan tinggi. Namun menurutnya, sistem itu masih dianggap yang terbaik, asalkan ada perbaikan.
Menanggapi usulan itu, Lembaga Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) berharap, partai-partai di DPR tetap menggunakan sistem proporsional terbuka, dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada saat ini pada saat revisi Undang-undang Pemilu.
Peneliti Perludem, Khoirunnisa Agustyati mengatakan pemilihan dengan sistem terbuka lebih sedikit kekurangannya dibandingkan dengan sistem tertutup. Di samping itu, sistem terbuka lebih menjamin kedaulatan rakyat.
"Namun, beberapa partai merasa kelemahan sistem terbuka adalah biaya kampanye terlalu besar. Belum lagi persaingan internal partai. Gontok-gontokan tidak saja antarpartai, tapi juga di dalam partai. Jadi orang-orang yang direkrut ya yang bisa mengumpulkan suara banyak," kata Khoirunnisa Agustyati.
Namun jika akhirnya DPR menyetujui sistem pemilu dikembalikan ke proporsional tertutup, Khoirunnisa meminta agar partai menjamin agar calon yang diajukan berkualitas dan ada demokratisasi di internal partai dalam menjaring calon.
"Kalau pun sistem tertutup, maka perlu ada perubahan di internal partai politik. Kalau partai mau pakai sistem tertutup, jangan sistem tertutupnya aja yang diambil, tapi perlu juga ada demokratisasi," jelasnya.
Khoirunnisa mengatakan partai politik harus bisa memberikan jaminan kepada pemilih, bahwa jika menggunakan sistem tertutup, nama-nama yang masuk dalam daftar calon anggota legislatif nomor-nomor atas bukan didominasi lingkaran elite politik tapi juga lewat proses yang demokratis.
"Kalau mau pakai sistem tertutup, kita publik harus dapat jaminan dong, bahwa orang-orang yang memang diletakkan di nomor urut itu memang berdasarkan proses yang demokratis. Pemilih tahu mengapa orang-orang ini dimasukkan dalam nomor urut atas. Karena dalam sistem tertutup pemilih tidak bisa memilih calon, hanya memilih partai. Jadi pemilih harus diyakinkan," lanjut Khoirunnisa.
Sebelumnya Partai Golkar memutuskan untuk mendukung perubahan sistem pemilu anggota legislatif dari proporsional terbuka menjadi tertutup. Dengan begitu, calon anggota DPR terpilih tidak lagi yang memperoleh suara terbanyak melainkan berdasarkan nomor urut terkecil. Selain Golkar, partai lain yang menginginkan perubahan sistem pemilu adalah PDI Perjuangan dan PKS.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Ical Usul Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Jawaban Gerindra dan PAN
Peneliti Perludem, Khoirunnisa Agustyati mengatakan pemilihan dengan sistem terbuka lebih sedikit kekurangannya dibandingkan dengan sistem tertutup.

Ilustrasi Pemilu. Foto: ANTARA
Kirim pesan ke kami
WhatsappBerita Terkait
BERITA LAINNYA - NASIONAL
Survei Serologi 99 Penduduk Miliki Antibodi Covid-19
"Kadar antibodi tertinggi itu ada pada mereka-mereka yang sudah mempunyai vaksinasi booster atau yang sudah melakukan vaksinasi booster."
Indonesia Ajak ASEAN Jaga Stabilitas Kawasan
"Kita akan dapat menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth kalau kita mampu menjaga stabilitas perdamaian di kawasan,”
Harga Beras Naik di Seluruh Wilayah di Indonesia
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai penyebab kenaikan harga beras saat ini akibat kurang optimalnya penyerapan beras dari petani oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) pada tahun lalu.
FOMO Sapiens Hati-hati di Jalan dan IPK Indonesia Anjlok
IPK Indonesia anjlok 4 poin ke peringkat 110 dari 180 negara. Ini disebut jadi penurunan IPK Indonesia terburuk sejak reformasi
Jokowi Sebut Harga Beras Naik di Semua Provinsi
Secara khusus soal beras, inflasinya mencapai 2,34 persen pada Januari 2023.
Sidang Perdana Teddy Minahasa Didakwa Jual Sabu Sitaan
..terdakwa mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada saksi Dody Prawiranegara dengan kalimat "Mainkan ya Mas"..
Jokowi Resmikan Bendungan Danu Kerthi di Bali Telan Anggaran Rp820 M
Jadi bendungan ini dipakai untuk irigasi sawah, yang kedua untuk mengurangi banjir.
Rencana Subsidi Kendaraan Listrik Berbuah Petisi
Prokontra rencana subsidi kendaraan listrik, dibahas di podcast What's Trending
Respons Jokowi usai Indeks Persepsi Korupsi 2022 Merosot
Capaian IPK 2022 itu merupakan skor terendah sepanjang Reformasi.
Jokowi Pasar Seni Sukawati Siap Terima Wisatawan
Pasar ini dibangun dengan anggaran Rp161 miliar.
Marak Penculikan Anak DIY Galakkan 1 Sekolah 2 Polisi
Di sekolah juga bisa meningkatkan petugas untuk meningkatkan pemantauan, entah guru entah siapa ikut melakukan ketika kepulangan siswa.
Gejolak Harga Beras
Para pedagang terpaksa menjual beras dengan harga tinggi.
Lempar Kode Surya Paloh Ingin Bertemu Megawati
Mudah-mudahan suasana kebatinan baik, harapan penerimaan sama..
Jokowi Tekanan Global Agak Mereda yang Kita Takutkan Tak Terjadi
Apa yang dulu kita bayang-bayangkan, kita takutkan, itu ternyata banyak yang tidak terjadi.
Setelah Nikel dan Bauksit Jokowi Akan Setop Tembaga
“Ini nikel sudah setop. Saya sudah sampaikan lagi, bauksit di Desember kemarin, bauksit setop bulan Juni. Nanti sebentar lagi, mau saya umumkan lagi tembaga setop, tahun ini setop,”
Beras Cabai dan Tembakau Picu Inflasi Januari 2023
"Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya berasal dari beras, kemudian cabai merah, ikan segar, cabai rawit, rokok kretek filter"
Kemenhub Angka Kecelakaan Kereta Api Menurun di 2022
"Kami harapkan di 2023 nanti akan terjadi penurunan, sehingga akan lebih pastikan terhadap keselamatan perkeretaapian,"
Jeli Saring Toxic Positivity
Toxic positivity merujuk pada keadaan yang membuat orang mengesampingkan emosi negatif dan hanya merasakan emosi positif saja.
Jokowi Hilirisasi Harus Tetap Konsisten
"Semuanya harus konsisten dan harus dikawal kalau tidak kita mundur."
Harga Beras Tinggi Koperasi Pedagang Panen Masih Lama
"Mulai panen itu belum langsung dijual ke pasar, tetapi kata Menteri Pertanian kita melimpah ruah ini kan konyol Menteri Pertanian."
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
IPK Anjlok, Indonesia Makin Korup?
Kabar Baru Jam 10
Kabar Baru Jam 11
Most Popular / Trending