BERITA

Gandeng BAE Systems, PT Pindad Ingin Masuk Industri Cyber Security

"PT Pindad ingin melindungi kepentingan strategis Indonesia, terutama aset dan ekonomi nasional dari ancaman perang siber."

Eko Widianto

Gandeng BAE Systems, PT Pindad Ingin Masuk Industri Cyber Security
Ilustrasi. (Foto: Creative Commons)

KBR, Malang - Produsen persenjataan dan pertahanan Indonesia, PT Pindad menggandeng perusahaan multinasional di bidang pertahanan dan keamanan asal Inggris, BAE Systems.

Kerjasama itu diharapkan bisa membuat PT Pindad memiliki kesempatan luas masuk dalam industri dan bisnis pertahanan keamanan di dunia siber/maya (cyber security).


Direktur Utama PT Pindad Persero, Silmy Karim mengatakan selain itu, kerjasama itu untuk melindungi kepentingan strategis Indonesia, termasuk melindungi aset dan ekonomi nasional dari ancaman perang siber. Apalagi saat ini, kata Silmy, makin marak peretas yang menyasar dunia perbankan.


""Kedepan itu aksi militer tak semudah jaman dulu. Dengan kemajuan teknologi kita melumpuhkan suatu negara tanpa harus menggerakkan atau mobilisasi pasukan," kata Silmy Karim.


Silmy Karim mengatakan pola kerjasama dengan BAE Systems International meliputi produk pertahanan dan menggalang kemitraan dengan pelaku industri pertahanan dunia.


BAE Systems merupakan salah satu pelaku bisnis dan industri pertahanan terkemuka dunia yang beroperasi di 40 negara. Pada 2014 perusahaan itu membukukan omzet setara dengan Rp 370 triliun.


Perusahaan keamanan cyber FireEye menyebut saat Indonesia masih menjadi negara sasaran atau kerap menjadi korban bully dari negara-negara lain.


FireEye menyebut persentasi serangan siber (cyber attack) ke Indonesia lebih tinggi dua kali lipat dibanding ke negara lain---berdasarkan jumlah pelanggan FireEye.


Perusahaan tersebut melansir ada empat kelompok besar hacker yang menyerang Indonesia, terdiri dari tiga kelompok besar dari Cina dan satu kelompok dari Eropa Timur.


Menurut FireEye, tingkat kematangan dan kesadaran keamanan siber di Indonesia masih rendah.


Sementara itu para pengamat menilai serangan siber ke Indonesia lebih dimotivasi untuk keuntungan bisnis, dan bukan semata-mata untuk merusak.


Pengamat Siber dari Universitas Pertahanan Yono Reksoprodjo mengatakan serangan cyber sebagian besar memiliki motif bisnis dan tidak terkait dengan pertahanan negara.


Editor: Agus Luqman

 

  • cyber
  • cyber crime
  • cyber attack
  • PT Pindad
  • kementerian pertahanan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!