HEADLINE

UNHCR: 700 dari 1500 Pengungsi Datang ke Indonesia Cari Pekerjaan

"Badan Pengungsi PBB UNHCR menyebut 700 dari 1500 pengungsi datang ke Indonesia untuk mencari pekerjaan dan hidup yang lebih baik."

Pengungsi Rohingya. Foto: KBR/Erwin Jalaludin
Pengungsi Rohingya. Foto: KBR/Erwin Jalaludin

KBR, Jakarta - Badan Pengungsi PBB UNHCR menyebut 700 dari 1500 pengungsi datang ke Indonesia untuk mencari pekerjaan dan hidup yang lebih baik. Deputi Staf Wakil Presiden Dewi Fortuna mengatakan berdasarkan keterangan dari UNHCR, 700 orang yang berasal dari Bangladesh bukan merupakan pengungsi karena tekanan politik di negara. Itu sebab, Pemerintah Indonesia mendesak Pemerintah Bangladesh untuk memulangkan ratusan orang tersebut ke negara asalnya dan memastikan mereka tidak kembali menjadi pengungsi.

"Yang terakhir ini kan katanya 1,500an orang, 700 itu ternyata single men from bangladesh. Dan ini katanya mereka sudah siap untuk dipulangkan tapi tentu tergantung pada seberapa cepat pihak pemerintah bangladesh menangani. Sementara yang lebih dr 600an itu keluarga, dan ada juga anak-anak yang tanpa wali. Nah ini yang harus dipikirkan," ujar Dewi Fortuna di Istana Wakil Presiden, Rabu (20/5/2015)


Deputi Staf Wakil Presiden Dewi Fortuna menambahkan Pemerintah Indonesia mengalami dilema. Sebab, hingga saat ini masih ada ribuan pengungsi yang menunggu untuk masuk ke Indonesia. Jika diterima masuk, maka akan menimbulkan masalah. Sementara, jika tidak diterima  maka Indonesia dituduh tidak memiliki perhatian.


"Nanti dia lihat Indonesia nih sebagai tempat transit yang enak, semua yang datang ke Indonesia bisa ditampung. Nanti negara tetangga kita yang marah. Dengan Australia aja sudah ada masalah kan," tambahnya.

Editor: Malika

  • Pengungsi rohingya
  • dewi fortuna
  • UNHCR
  • Bangladesh
  • pengungsi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!