BERITA

Swasembada Kedelai Masih Butuh Waktu

"Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan distribusi panen tidak merata tiap bulan. "

Khusnul Khotimah

Ilustrasi petani memanen tanaman kedelai mereka yang membusuk akibat terendam air hujan di Desa Dana
Ilustrasi petani memanen tanaman kedelai mereka yang membusuk akibat terendam air hujan di Desa Danaraja, Banyumas, Jateng. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Pemerintah mengaku masih membutuhkan impor kedelai. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan saat ini kebutuhan per tahun mencapai 2,5 juta ton. Namun produksi pada tahun 2014 baru 856 ribu ton. Kata dia, swasembada kedelai masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi.

“Karena itu kita masih impor. Kebutuhan itu tidak sepenuhnya digunakan untuk masyarakat tapi untuk bahan baku tahu dan tempe sekira 62-70 persen. Selebihnya digunakan untuk industri makanan, minuman dan lainnya,“ kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina dalam diskusi ketahanan pangan di Jakarta, Senin (25/5/2015).


Namun untuk beras, jagung, minyak goreng, gula pasir, daging ayam dan telur, Srie mengatakan sudah bisa disebut swasembada. Hanya saja yang perlu dibenahi adalah terkait distribusinya. Karena distribusi panen tidak merata tiap bulan.

Editor: Malika

  • Swasembada
  • Kedelai
  • Pangan
  • Perdagangan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!