BERITA

Soal Penahanan Novel, Ray Rangkuti: Jokowi Terlalu Lembek

"Jokowi seharinya bisa memerintahkan untuk mencopot anggota Polri yang menentang perintahnya."

Penyidik KPK, Novel Baswedan. Foto: Antara
Penyidik KPK, Novel Baswedan. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo diminta bersikap lebih tegas dalam menghadapi konflik antara KPK dengan Polri. Ini menyusul penangkapan penyidik KPK, Novel Baswedan. 

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan, kritikan kepada presiden terus berdatangan lantaran Joko Widodo dianggap pasif dalam bertindak. Seharusnya, Jokowi bisa bertindak lebih tegas lagi. Semisal dengan memerintahkan untuk mencopot anggota Polri yang menentang perintahnya.

"Sikap Pak Presiden itu menurut saya masih terlalu lembek menghadapi konflik KPK-Polri. Seharusnya kalau peristiwa itu terus berulang-ulang, sejatinya ada tindakan juga. Tidak sekedar menghimbau, lalu kemudian naik setingkat memerintahkan. Tapi kan secara kasat mata perintahnya itu tidak juga dijalankan oleh kepolisian, dan tidak ada tindakan apa-apa terkait hal itu," katanya ketika dihubungi KBR melalui sambungan telepon, Minggu (3/5/2015). 

"Tentu saja ini memperlihatkan dan menggambarkan sosok Pak Jokowi sebagai presiden yang lemah dalam menangani masalah ini."

Ia menambahkan, masyarakat sempat menaruh harapan pada Kompolnas yang selama ini menjadi pengawas Polri. Namun, Kompolnas dinilainya tak bertaring dan justru cenderung berpihak pada Polri. Alih-alih mengkritik Polri, Kompolnas juga dianggap melakukan pembiaran selama ini atas sejumlah aksi kriminalisasi yang dilakukan Polri.
 

Editor: Malika

  • ray rangkuti
  • Novel Baswedan
  • Joko Widodo
  • Konflik KPK-Polri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!