BERITA

Rekonstruksi Tanpa Tersangka, AS Layangkan Protes Ke Mabes Polri

"Pengacara Abraham Samad menantang Kepolisian menunjukkan bukti kuat dugaan kasus pemalsuan dokumen."

Ninik Yuniati

Rekonstruksi Tanpa Tersangka, AS Layangkan Protes Ke Mabes Polri
Abraham Samad

KBR, Jakarta - Ketua KPK nonaktif Abraham Samad melayangkan surat protes ke Mabes Polri terkait gelar rekonstruksi kemarin. Pengacara Abraham Samad, Kadir Wokanubun mengkritik Kepolisian Sulawesi Selatan dan Barat yang dinilai tidak profesional lantaran tidak ada pemberitahuan resmi mengenai pelaksanaan rekonstruksi.

"Kalau pun kita datang, kita punya hak, tersangka itu punya hak untuk kemudian mengatakan menolak, atau tidak menerima hasil rekonstruksi tersebut, dibuatkan dalam berita acara penolakan. Sayangnya di rekonstruksi kemarin kita tidak diberitahukan," kata Kadir Wokanubun di KBR Pagi, Senin (18/5/2015). 

Menurutnya, saat rekonstruksi kemarin, Kepolisian Sulselbar memaksakan fakta seolah-olah Abraham Samad dan Feriyani Lim saling kenal. Kata dia, apabila hadir, kliennya berhak menolak hasil rekonstruksi.

Parahnya lagi, pihak kepolisian itu kemudian menghadirkan peran pengganti, yang seolah-olah bahwa memang pak AS dan Feriyani Lim itu saling kenal, kemudian bersama-sama datang ke kantor kecamatan untuk ngurus KK. Itu fakta rekonstuksinya," kata Kadir Wokanubun.


Pengacara Abraham Samad menambahkan, pihaknya menantang Kepolisian menunjukkan bukti kuat dugaan kasus pemalsuan dokumen. Sebab, selama ini Kepolisian hanya memberikan dokumen fotokopi, bukan bukti asli. Ia menilai Kepolisian sengaja menutupi kasus ini dari perhatian publik.


Ketua KPK nonaktif Abraham Samad dijerat dengan tuduhan pemalsuaan administrasi kependudukan. Abraham dituduh membantu tersangka utama, Feriyani Lim, menerbitkan KK dan KTP, saat mengurus perpanjangan paspor di Makassar pada 2007 silam.


Editor: Quinawaty pasaribu

  • KPK
  • Abraham Samad
  • Surat Protes
  • Rekonstruksi
  • Polri

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!