BERITA

Kualitas Infrastruktur Buruk, Indonesia Minim Perusahaan Konstruksi

"Djoko Santoso mengatakan, saat ini baru ada 10 BUMN di bidang konstruksi yang mampu mengerjakan proyek besar. "

Kualitas Infrastruktur Buruk, Indonesia Minim Perusahaan Konstruksi
Ilustrasi pembangunan jalan. Foto: Antara

KBR,Jakarta - Indonesia minim perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi atau Engineering Procurement and Construction (EPC). 

Anggota Dewan Pakar Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Djoko Santoso mengatakan, saat ini baru ada 10 BUMN di bidang EPC yang mampu mengerjakan proyek besar. Hal tersebut turut memengaruhi kualitas infrastruktur di tanah air.

Menurut dia, pemerintah pusat dan daerah harus meningkatkan sinergitas pembiayaan pembangunan infrastruktur. Sebab rendahnya sinergi itu membuat dana untuk banyak proyek besar kerap ditahan oleh Kementerian Keuangan.

"Di sisi yang lain juga ada maslaah penting, yaitu bagaimana perusahaan dalam negeri dipercaya mengerjakan proyek yang besar. Saya lihat kok masih kurang perusahaan kita yang di bidan EPC hanya 10 yang bisa mengerjakan proyek di atas USD 100 juta," kata Djoko Santoso kepada KBR, Rabu (27/5/2015).

Djoko Santoso menambahkan, untuk memperbaiki kualitas infrastruktur, pemerintah harus mengutamakan infrastruktur transportasi. Saat ini, dari 500 ribu kilometer panjang jalan di Indonesia, hampir separuhnya rusak. Begitupun dengan jalur angkutan massal kereta api. Dari 7 ribu kilometer, hanya 5 ribu kilometer yang bisa digunakan. 

Sebelumnya, riset HSBC menunjukan kualitas infrastruktur Indonesia terbawah kedua di Asia. Bahkan, indeks kualitas infrastruktur Indonesia kalah jauh dari Sri Lanka dan hanya unggul tipis dari Filipina. Sementara itu, negara-negara ASEAN yang tingkat infrastruktur lebih baik dari Indonesia yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • Infrastruktur
  • EPC
  • Proyek
  • Pembangunan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!