BERITA

Konflik KPK-Polri Terus Berlanjut, Ini Saran Imam Prasodjo

"Menurut Imam Prasodjo, Jokowi perlu mengeluarkan Keppres pembentukan tim khusus untuk kaji perbaikan di tubuh lembaga penegak hukum."

Ika Manan

Konflik KPK-Polri Terus Berlanjut, Ini Saran Imam Prasodjo
Penegakan Hukum

KBR, Jakarta - Akademisi UI yang juga anggota Tim Indepeden, Imam Prasodjo mengusulkan pembentukan tim khusus untuk mengkaji perbaikan di tubuh lembaga penegak hukum. Tim tersebut diperlukan untuk mengurai konflik antarlembaga penegak hukum yang tak kunjung usai. Perbaikan struktur tidak hanya diperlukan untuk Kepolisian, namun juga Kejaksaan dan KPK. Untuk itu, Presiden Joko Widodo perlu mengeluarkan Keppres agar rencana tersebut terwujud.

"Kalau tidak ada perubahan dan Pak Jokowi sebagai presiden tidak memberi sinyal bahwa ini perlu diperbaiki. Maka ini nantinya akan jalan di tempat. Kalau saya mengusulkan, kenapa tidak mengeluarkan Keppres kemudian membentuk sebuah tim untuk melakukan kajian tentang reformasi para penegak hukum. Penegak hukum termasuk Kepolisian, juga Kejaksaan bahkan KPK, itu mereka dievaluasi," jelas Imam kepada KBR, Rabu (6/5/2015).


Imam Prasodjo menambahkan, tim kajian itu harus diisi dengan orang-orang yang kompeten mereformasi lembaga penegak hukum.


Sebelumnya, Imam Prasodjo juga menilai Kapolri Badrodin Haiti perlu merotasi posisi Budi Waseso dari jabatan Kabareskrim. Sebab kini Budi Waseso ada dalam lingkaran konflik antara Kepolisian dengan KPK. Imam menilai gaya kepemimpinan Budi Waseso di Bareskrim Polri dapat memperuncing konflik dan merugikan citra kepolisian. Imam menyarankan Budi Waseso dirotasi menjadi Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN).


Editor: Damar Fery

  • Budi Waseso
  • Reformasi
  • Konflik Kepolisian KPK
  • Penegak hukum
  • Evaluasi kepolisian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!