BERITA

Kemenpora Tuntaskan Keterlambatan Pembayaran Uang Saku Penggerak Desa

Kemenpora Tuntaskan Keterlambatan Pembayaran Uang Saku Penggerak Desa

KBR, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan bakal menyelesaikan pembayaran uang saku peserta program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan pekan ini. Sebelumnya, peserta program dari sejumlah provinsi yang bertugas di Maluku hidup tanpa uang saku dari pemerintah. Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewabroto mengklaim keterlambatan itu hanya karena masalah teknis pencairan dana.

"Itu pada dasarnya memang ada masalah teknis sedikit ya. Tetapi itu memang lebih banyak karena awal dari tahun anggaran biasanya kan ada pencairan anggaran. Diharapkan di minggu-minggu ini sudah kelar semua," jelas Gatot kepada KBR, Senin (25/5/2015).


Meski begitu, pemerintah belum dapat memastikan daerah mana saja yang mengalami keterlambatan pembayaran.


"Kemarin itu sebenarnya tidak semuanya di seluruh Indonesia hanya di beberapa tempat tertentu. Saya besok akan mengencek beberapa di daerah tertentu. Tapi yang jelas itu tidak sampai lima persen dari keseluruhannya," tambahnya.


Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewabroto menambahkan, Menpora Imam Nahrawi meminta keterlambatan pembayaran ini dapat diatasi paling lambat pekan depan dan dipastikan tidak terulang lagi pada bulan-bulan berikutnya.


Selama lima bulan terakhir, sebanyak 28 peserta Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan dari sejumlah provinsi yang bertugas di Maluku hidup tanpa uang saku dari pemerintah. Besarnya uang yang diterima setiap bulan sebanyak Rp 3,9 juta.


Kendati begitu, mereka masih tetap melakukan tugas di setiap desa binaan masing-masing. Mereka sudah bertugas di Maluku sejak awal September 2013 dan akan selesai pada akhir Agustus tahun ini.




Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • kemenpora
  • Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan
  • gatot dewabroto
  • KBR

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!