BERITA

Neneng Goenadi: Perempuan Harus Punya Pengetahuan, Kemampuan Adaptasi dan Bahasa

"Ingin mengantar semua pekerja perempuan ke posisi yang sama tingginya dengan laki-laki."

Arin Swandari

Ilustrasi: Antara.
Ilustrasi: Antara.

KBR, Jakarta – Kata orang, jadi ibu pekerja itu sulit karena harus membagi waktu, energi dan perhatian antara urusan kantor dengan urusan keluarga dan rumah tangga. Ini yang coba disiasati oleh Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang IT. Bagi Neneng, sangat penting untuk bisa mengantarkan pekerja perempuan pada posisi yang sama tingginya dengan laki-laki sesuai prinsip-prinsip perusahaan – tanpa mengabaikan urusan perempuan dan keluarga. 

Arin Swandari mencari tahu apa tipsnya dari Neneng lewat wawancara khusus di program “Sarapan Bersama” yang disiarkan di KBR, TV Tempo dan PortalKBR. 

Anda banyak menceritakan bahwa perempuan saatnya equal dengan laki-laki dan Anda sebagai buktinya. Saat ini bersama beberapa perempuan lain dari beberapa negara, mana saja yang ada di Accenture ini yang juga sama-sama perempuan?

“Country Managing Director Singapore itu perempuan, Country Managing Director negeri Belanda juga perempuan.” 

Ini membuktikan bahwa apa yang dirumuskan oleh perusahaan ini bisa terjadi. Perusahaan ini tampaknya punya kepedulian yang amat sangat terhadap perempuan, bahkan ada penelitian. Bisa diceritakan apa yang diteliti?

“Jadi setiap tahun untuk sepuluh tahun terakhir, kami setiap tahun mengadakan survei untuk International Womens Day. Temanya setiap tahun berubah, tahun ini temanya adalah Career Capital. Jadi, bekal apa yang diperlukan supaya Anda bisa mencapai karir semaksimum mungkin.”

“Dari survei tersebut terlihat bahwa sebenarnya yang penting untuk capital Anda supaya karir Anda berhasil yang pertama adalah harus selalu mengasah kompetensi Anda. Kedua adalah capital yang diperlukan adalah bagaimana adaptasi terhadap perubahan, itu menjadi sangat penting untuk sekarang dan yang akan datang. Karena perubahan di dunia ini yang hanya konstan adalah perubahan. Ketiga capital yang diperlukan oleh wanita sama juga laki adalah bagaimana Anda menguasai lebih dari satu bahasa, mungkin bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Misalnya di ASEAN tahun 2015 ada ASEAN Economy Community, bagaimana kita bisa bersaing kalau tidak dijembatani bahasa. Jadi buat kami itu suatu hal yang harus dirayakan bersama.”

Perayaannya selain survei tadi apa saja?

“Kami setiap tahun seluruh wanita di Accenture mengadakan satu acara. Kemudian kami juga mengundang klien-klien kami yang wanita, terus kami juga mengundang para tokoh.” 

Ada semacam penelitian, survei, hasil yang muncul seperti apa terkait perempuan Indonesia dan karirnya? 

“Secara umum yang sangat menarik adalah kalau yang dulu-dulu wanita bekerja karena mencari penghasilan. Tapi sekarang dilihat persentasenya ternyata suami-suami itu mengizinkan istrinya bekerja meskipun keuangan mereka cukup. Artinya itu hal yang positif terlihat bahwa memang semua sudah menyadari banyak perempuan bekerja bukan untuk menambah penghasilan tapi memang wanita itu ingin bekerja, ingin mengaktualisasi diri. Kedua adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia dari hasil survei kami mengatakan bahwa mereka juga sudah mempunyai program-program untuk wanita sehingga jumlah rasio wanita di level puncak menjadi lebih banyak.” 

Biasanya semakin ke pucuk semakin sedikit perempuannya, itu artinya sekarang sudah mulai bisa ditembus?

“Sudah mulai bisa ditembus. Karena banyak perusahaan melihat bahwa adanya wanita dalam posisi manajemen itu mengkomplemen yang laki-laki.” 

Di tahun lalu ada survei semacam kesimpulan perempuan cenderung setengah dari perempuan Indonesia sudah puas dengan karir yang dicapai. Apa dampaknya? Apakah ini membuat perempuan menjadi berhenti di level tertentu?

“Sebenarnya kalau saya lihat kan kita mensurvei itu levelnya beda-beda ya. Jadi kalau wanita itu sudah mencapai puncak ya mereka sudah happy dengan apa yang mereka capai. Tapi kalau saya lihat di level-level yang masih punya kesempatan untuk ke atas mereka belum puas. Jadi mereka masih ingin.”

“Oleh sebab itu kita mengatakan bahwa capital yang harus punyai supaya Anda bisa mencapai karir yang lebih tinggi adalah knowledge, adaptasi, dan bahasa. Kalau tahun lalu lebih banyak mengatakan perempuan itu kenapa lebih susah mendapatkan, karena kalau laki itu dengan sendirinya mereka mencari mentor supaya karirnya maju. Jadi perempuan juga harus melakukan hal yang sama, jangan menunggu disodori dan networking itu sangat penting.” 

Kalau Anda sendiri sudah puas berada di titik sekarang?

“Saya mungkin tidak pernah puas. Jadi selalu ada hal yang saya ingin dapatkan lebih, raih lebih, dan Accenture selalu memberi kesempatan untuk kita terus berkaraya lebih dan lebih.” 

Apa targetnya?

“Masih banyak yang bisa saya lakukan.”  

Dengan apa mengisinya menuju puncak berikutnya? 

“Pertama saya harus berhasil dulu menjadi Country Managing Director di Indonesia. Setelah saya berhasil di Indonesia saya juga harus bisa untuk regional dan seterusnya. Kami di Accenture setiap orang punya sponsor, coach, counselor.” 

  • kesetaraan
  • gener
  • neneng goenadi
  • Toleransi
  • petatoleransi_06DKI Jakarta_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!