NASIONAL

Korban Penganiayaan Kelompok Intoleran di Yogyakarta Berjumlah 4 Orang

"KBR, Yogyakarta – Korban kelompok intoleran di rumah direktur Galangpress Yogyakarta berjumlah 4 orang. "

Muhammad Irham

Korban Penganiayaan Kelompok Intoleran di Yogyakarta Berjumlah 4 Orang
julius, galangpress, penganiayaan

KBR, Yogyakarta – Korban kelompok intoleran di rumah direktur Galangpress Yogyakarta berjumlah 4 orang. Selain Direktur Galangpress, Julius Felicianus, 3 korban lainnya adalah wartawan Kompas TV Michael Aryawan, seorang laki-laki tetangganya dan anaknya yang rumahnya tak jauh dari rumah Julius.

Setelah memporak-porandakan rumah Julius di Kompleks STY YKPN di Ngaglik, Sleman Yogyakarta, kelompok massa intoleran tersebut kemudian memukuli keempat korban tersebut. Salah satu tetanggannya tersebut dipukul dengan batu dan seorang anak kecil berumur 9 tahun kemudian sempat disetrum oleh para pelaku.


Julius yang dihubungi KBR menyatakan mengenali 3 pelaku tersebut. Ia menyebutkan pelaku merupakan anggota kelompok intoleran di Yogyakarta. Bahkan 2 pelaku merupakan tetangga dan teman Julius semasa sekolah.


“ Saya juga heran, kami mengenal sangat baik dan berteman dari dulu, namun mengapa tiba-tiba mereka memukuli kami?,” ujar Julius.


Dari informasi yang dihimpun KBR, penyerangan terjadi Kamis (29/5) pukul 20.00 WIB saat warga melakukan ibadah misa rosario di kediaman Julius Felincianus.


Sebelum kejadian, Julius sedang tidak berada di rumah. Lalu Istrinya menghubungi dan mengabarkan ada sekelompok orang tak dikenal yang datang menyerang.


Ketika Julius pulang dan sampai di rumahnya di Komplek perumahan STY YKPN Ngaglik Sleman, sekelompok orang itu kemudian menganiaya Julius dan 3 korban lainnya.



Editor: Luviana

  • julius
  • galangpress
  • penganiayaan
  • Toleransi
  • petatoleransi_34Daerah Istimewa Yogyakarta_merah

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!