NASIONAL

Kader Banteng di Surakarta Tolak Mundurnya Hadi Rudyatmo

"KBR, Surakarta - Kader PDI Perjuangan di Surakarta, Jawa Tengah menolak mundurnya ketua DPC-PDI Perjuangan Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo dari kepengurusan partai."

Yudha Satriawan

Kader Banteng di Surakarta Tolak Mundurnya Hadi Rudyatmo
pdi perjuangan, surakarta, hadi rudyatmo, joko widodo

KBR, Surakarta - Kader PDI Perjuangan di Surakarta, Jawa Tengah menolak mundurnya ketua DPC-PDI Perjuangan Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo dari kepengurusan partai.


Salah seorang kader PDI-P Surakarta, Dian Surya Kristiawan khawatir, rencana pemunduran Hadi bakal menurunkan elektabilitas calon presiden dari PDI-P Joko Widodo. Dalam aksinya, para pendukung Hadi Rudyatmo membawa poster dan melakukan longmarch di ajang Car Free Day. (Baca: Cawapres Jokowi Tersisa 2 Kandidat).


“Dulu kan Rudy dan Jokowi selama delapan tahun bekerja bersama membangun Solo hingga menjadi kota yang hebat, mendunia. Sekarang Rudy mau mundur ya saya tidak rela. DPC PDI-P Solo itu tanpa Rudy tidak bisa sebesar ini, apalagi Solo sebagai basis atau kantong PDI-P. Ada yang nyeloteh aksi saya ini kayak orang gila, ya biarin saja pokoknya saya ingin Rudy tetap sebagai ketua DPC PDI-P, jangan mundur palagi sebentar lagi Pilpres, kita ingin Capres Jokowi Menang,” ucapnya pada KBR (18/05).

Sebelumnya, Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, menyatakan mengundukan diri dari jabatan struktural partai berlambang banteng moncong putih ini.


Rudy beralasan, sikap mundur tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap pencalonan Ketua Badan Pemenangan Pusat Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani sebagai kandidat pendamping calon presiden Joko Widodo. Ia pun menyatakan siap menerima sanksi partai sebagai akibat penolakan ini.

Editor: Quinawaty Pasaribu

  • pdi perjuangan
  • surakarta
  • hadi rudyatmo
  • joko widodo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!