NASIONAL

Chairul Tanjung Ditunjuk Gantikan Hatta Rajasa

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Ekonomi). Chairul Tanjung menggantikan Hatta Rajasa yang mundur karena maju sebagai cawapres mendampingi c"

Abu Pane

Chairul Tanjung Ditunjuk Gantikan Hatta Rajasa
Chairul Tanjung, Hatta Rajasa, SBY

KBR, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Chairul Tanjung menggantikan Hatta Rajasa yang mundur karena maju sebagai cawapres mendampingi calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. 


SBY memgatakan Chairul cocok menjadi Menko Ekonomi sebab memiliki pengalaman dalam mendesaiin kebijakan ekonomi Indonesia lewat KEN.


"Selama hampir 5 tahun pula Pak Chairul Tanjung bukanlah orang lain dalam jajaran kabinet dan pemerintahan. Dalam kapasitasnya Ketua KEN juga, secara dekat membantu saya dalam mengatasi masalah ekonomi. Termasuk dalam menyampaikan pandangan-pandangannya agar kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk majukan ekonomi.Serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan ekonomi kita dapat dilaksanakan dengan baik. Termasuk ikut menyusun dan menggerakan MP3EI," ujar SBY di Jakarta, Jumat (16/5).


Presiden menambahkan, sebenarnya ia sudah menawarkan jabatan menteri pada Chairul Tanjung. Yakni pada masa Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu I dan II. Namun saat itu Chairul menolaknya. Kali ini, dihujung Pemerintahan SBY, Chairul akhirnya menerima jabatan tersebut. 


SBY berharap Chairul bisa menuntaskan melanjutkan program yang ditetapkan pada masa Hatta Rajasa menjabat Menko Ekonomi. Seperti mengawal program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).


Editor: Antonius Eko 

  • Chairul Tanjung
  • Hatta Rajasa
  • SBY

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!