NASIONAL

Perempuan Galang Aksi Tanda Tangan Tolak Penghargaan untuk SBY

"Wahidah mengatakan kasus pelanggaran toleransi di bawah pemerintahan SBY justru meningkat. Begitu juga dengan pelanggaran HAM yang masih sering terjadi di Indonesia."

Perempuan Galang Aksi Tanda Tangan Tolak Penghargaan untuk SBY
Penghargaan, SBY, Solidaritas Perempuan, Jakarta, tokoh toleransi

KBR68H, Jakarta - Para aktivis perempuan menggelar aksi menuntut pembatalan pemberian penghargaan lembaga di Amerika Serikat kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Penghargaan itu menyebut SBY berhasil menjaga toleransi beragama dan penegakkan HAM di Indonesia.

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Wahidah Rustam mengatakan, SBY tidak pantas menerima penghargaan itu.

Wahidah mengatakan kasus pelanggaran toleransi di bawah pemerintahan SBY justru meningkat. Begitu juga dengan pelanggaran HAM yang masih sering terjadi di Indonesia.

“Kita menyatakan menolak dengan tegas terhadap penghargaan yang akan diberikan kepada SBY. Kalau award ini diberikan berarti Amerika memberikan dukungan secara tidak langsung terhadap beberapa kasus-kasus intoleransi di Indonesia. Indonesia secara konstitusi baik itu dalam UUD maupun dari Pancasila, kebhinekaan dan kebebasan menjamin setiap warga negara untuk bisa memeluk menjalankan keyakinan, agama, kepercayaan mereka secara merdeka”, kata Wahidah kepada KBR68H ketika dihubungi.

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Wahidah Rustam menambahkan aksi ini diawali dengan meminta tanda tangan warga pada selembar kain sepanjang 200 meter di Bundaran Hotel Indonesia hari ini.

Kelompok aksi justru menyebut SBY sebagai aktor kasus intoleransi. Mereka juga minta pemerintah mencabut Surat Keputusan Bersama 2 Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah.

Rencananya akhir bulan ini Presiden SBY akan menerima penghargaan sebagai negarawan dunia dari The Appeal of Conscience Foundation, sebuah lembaga asal New York Amerika Serikat.

Editor: Agus Luqman

  • Penghargaan
  • SBY
  • Solidaritas Perempuan
  • Jakarta
  • tokoh toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!