NASIONAL

AJI: Kekerasan terhadap Jurnalis Semakin Marak

AJI: Kekerasan terhadap Jurnalis Semakin Marak

KBR68H, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat kekerasan terhadap jurnalis semakin meningkat. Ini menyusul masih terjadinya perampasan kamera jurnalis saat melakukan peliputan.

Ketua Divisi Advokasi AJI Indonesia, Aryo Wisanggeni mengatakan, pelaku kekerasan kebanyakan aparat negara. Meski demikian, jurnalis juga harus memahami kode etik aturan peliputan.

“Kita melihat, pertama dari sisi pelaku. Pelakunya itu orang-orang seharusnya melindungi profesi jurnalis. Misalnya kasus Pekan Baru pelakunya adalah perwira TNI. Sementara di Gorontalo, pelakukanya adalah seorang incumben. Jadi sebenaranya dia pendukung pejabat publik. Nah kasus ini terus terjadi tanpa kita melihat apa yang harus diperbaiki dari situasi ini,”Aryo Wisangegeni kepada KBR68H.

Sebelumnya, kaset hasil liputan Kontributor Trans 7 Mahardika dirampas oleh dua orang berbadan tegap. Perampasan itu dilakukan saat Mahardika meliput berita di rumah duka Jeremia Manurung di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Mahardika datang dan langsung mengambil gambar. Namun, sekitar 15-20 menit di dalam rumah duka, datang dua orang berbadan besar menghampirinya dan mengambil kaset hasil liputannya.

Editor: Anto Sidharta

  • AJI
  • Kekerasan terhadap Jurnalis
  • Semakin Marak
  • Jakarta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!