NASIONAL

Memuja Idola Sampai Sebegitunya

"Kala kekaguman berubah jadi perilaku ekstrem diobrolin di Podcast Disko! "

Tim Disko

Diskusi Psikologi (Disko)
Disko Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Menonton, menikmati karya seorang idol memang menyenangkan. Konten-konten K-Pop juga mampu mengisi kejenuhan atau kekosongan waktu yang ada.

Tapi bagaimana jadinya, kalau kekaguman terhadap sang idol berubah jadi obsesi? Belakangan, member boyband asal Korea Selatan Jungkook BTS mengungkapkan keresahannya atas aksi penggemar yang selalu mengikutinya.

Pada siaran Live Weverse, Jungkook meminta penggermarnya menghentikan kebiasaan menguntit dirinya hingga ke tempat gym. Menurutnya, ada batasan kehidupan antara artis dan penggemar yang harus dihormati.

Tak hanya idol sekelas BTS, anggota boyband Korea Selatan generasi ke empat, yaitu Heechan NCT pun tak luput jadi sasaran sasaeng atau penggemar obsesif yang kerap menguntit hingga melanggar privasi. SM Entertainment selaku agensi NCT mengatakan, sasaeng menyelinap masuk ke rumah sang idol dan menganggu keluarga serta kerabat dari Heechan.

Meski tidak diproses hukum, lantaran Heechan memilih memaafkan sang penggemar. Namun agensi mengecam aksi penggemar yang sudah melewati batas tersebut.

Kenapa Mencintai Idol Bisa Jadi Obsesi?

Psikolog klinis dewasa sekaligus Co-founder dari komunitas @wefanpsyou, Anisa Mega Radyani, M.Psi mengungkapkan, perilaku obsesif penggemar idol, bisa jadi celebrity worship syndrome. Dimana seorang fans memiliki perasaan keterikatan yang ekstrem pada seorang selebriti atau idol.

"Kalo didefinisi kitabnya psikologi, itu belum jadi gangguan sebenarnya. Tapi memang sudah jadi masalah atau isu yang ada di dunia psikologi. Celebrity worship syndrome itu sebenarnya, sebuah hubungan parasosial. Intinya hubungan parasosial yang tidak normal. Di mana, seseorang itu bisa sangat terlibat dan tertarik. Bahkan terobsesi sama detail pribadi seorang tokoh. Bahkan gak cuma 3D aja ya, tapi 2D aja sebenarnya bisa. Banyak idol-idol yang 2D, tapi di idolakan," ungkap Anisa.

Baca juga:

Rasa Hampa Mendera Usai Serial Kesayangan Tamat?

Sadfishing demi Komen Netizen

Konser hingga Pertandingan Bola Kerap Over Capacity, Gimana Pengelolaan Manusianya?

Anisa Mega mengatakan, fenomena celebrity worship syndrome biasanya dialami oleh remaja. Sebab di usia ini, seseorang cenderung baru mengenal cinta.

"Makanya kenapa di usia remaja juga, karena celebrity worship syndrome ini terkait dengan istilah hubungan parasosial atau hubungan satu arah dengan sosok yang sebenarnya kita tidak kenal. Tapi, dia itu bisa celebrity, bisa itu tokoh 2D, pokoknya sosok, sosok yang tidak kenal secara langsung. Tapi kita bisa menaruh emosi yang cukup besar di dia gitu," tuturnya.

Meski begitu Anisa menyebut, celebrity worship syndrome adalah hal yang wajar. Menurutnya tak semua celebrity worship syndrome itu bermasalah.

"Awalnya seseorang ini, pengen hubungan parasosial itu. Dan sebenarnya itu normal banget, mungkin kita perlu bilang celebrity worship itu adalah sebuah rentang. Jadi gak bisa tuh dibilang, semua yang punya celebrity worship syndrome itu artinya dia bermasalah, gak juga gitu,"

Lanjut Anisa, "Jadi bisa jadi. dia itu ketika kita lihat dia ngefans. Bisa jadi itu lebih ke arah, oh dia punya hubungan parasosial nih. Oh dia ngefans banget gitu. Tapi kalau udah sampai sindrom tadi, dan mungkin celebrity worship syndrome udah sampai tingkat yang berat. Nah itulah baru udah jadi masalah, yang mungkin perlu dibantu sama profesional," pungkas Anisa.

Lebih lengkap soal celebrity worship syndrome. Yuk simak podcast Diskusi Psikologi (Disko) di link berikut ini:

  • Obsesi terhadap idol
  • Kecintaan Idol
  • Idol K-Pop
  • NCT Heechan
  • BTS Jungkook

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!