NASIONAL

Waspada Kelompok NII, Lihai Berkamuflase

"Jaringan NII mudah menyamar sebagai kelompok profesi, kelompok usaha, dan sebagainya."

Resky Novianto, Muthia Kusuma Wardani

Waspada Kelompok NII, Lihai Berkamuflase
Ilustrasi penangkapan terduga teroris. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Doktrin jaringan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) patut diwaspadai. Menurut pengamat terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak, kelompok ini sangat lihai dan pandai berkamuflase di tengah masyarakat, sehingga sulit dideteksi.

"Mereka kan selalu berkamuflase, tidak pernah menggunakan nama NII. Namanya jemaat macam-macam, paling biasa digunakan contoh NKA--Negara Karunia Allah--di kalangan para mahasiswa dan pelajar. Kalau menggunakan nama NII kan terlalu kelihatan. Mereka berkamuflase dan sekarang juga di daerah-daerah berkamuflase juga," ujar Zaki saat dihubungi KBR, Selasa (12/4/2022).

Zaki mengatakan jaringan NII mudah menyamar sebagai kelompok profesi, kelompok usaha, dan sebagainya. Bahkan, kata dia, NII memiliki struktur dari level tertinggi hingga terbawah yaitu negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan.

"Menurut saya, tidak sulit bagi densus untuk melacak aktor-aktor di level pimpinan, karena strukturnya ada dan kelompok ini sudah bergerak lama," tuturnya.

Penetapan Tersangka dan Penyitaan Barang Bukti

Sebelumnya, Mabes Polri telah menetapkan 16 tersangka teroris kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang ditangkap di wilayah Tangerang, Banten.

Juru bicara Mabes Polri, Ahmad Ramadhan mengatakan barang bukti yang telah disita berupa tiga unit senapan PCP, satu unit senapan angin, dua kotak amunisi, panah, pisau tajam, buku, laptop hingga kartu ATM.

Ramadhan menyebut, potensi teror jaringan teroris Sumatera Barat ini antara lain mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi syariat Islam yang kaffah.

"Memiliki keinginan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Kemudian memiliki hubungan dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Bali. Kemudian dari serangkaian rencana tersebut juga, adanya upaya serangan teror yang terkuak dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam. Disebutkan golok dan mencari para pandai besi," ucap Ramadhan dalam konferensi pers daring, Senin, (11/4/2022).

Peran 5 Tersangka

Juru bicara Mabes Polri, Ahmad Ramadhan mengungkap identitas dan peran lima tersangka teroris yang ditangkap pada Minggu, 3 April 2022. Para tersangka berinisial SA, SO, TA, MH dan AHA.

Kata dia, tersangka SA terlibat menghadiri agenda NII di Depok, Jawa Barat. Ia berperan memegang rekening NII serta menyelenggarakan pergantian struktur.

Sementara itu, tersangka SO diduga berperan sebagai Ketua NII wilayah Tangerang Selatan. Ia juga menghadiri acara NII di Depok serta berhubungan dengan tersangka Z, serta pernah datang pada agenda NII di Sawah Lunto, Sumatera Barat pada 2011.

"Kemudian ketiga tersangka TA, saudara TA terlibat turun langsung ke wilayah Sumatera Barat untuk membuka wilayah Bali," sambungnya.

Selanjutnya, tersangka MH berperan sebagai sekretaris NII daerah Tangerang Selatan, serta hadir dalam pertemuan di Depok, lalu mengirim bahan dari pusat terkait dengan arahan-arahan melalui email. Ia juga diduga terlibat sebagai tim teknologi informasi.

"Kemudian yang kelima adalah saudara AH. Perannya adalah sebagai ketua NII wilayah Tangerang Kota dan turun langsung ke Sumatera Barat untuk membuka wilayah baru," imbuhnya.

Ahmad Ramadhan menyampaikan, jaringan NII sudah berkembang masif di sejumlah wilayah di tanah air. Semisal Maluku, Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Sulawesi, Bali, dan Sumatera Barat. Menurutnya, proses perekrutan NII itu digelar secara terstruktur dan sistematis.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Waspada Kelompok NII
  • Lihai Berkamuflase
  • Kelompok NII
  • Negara Islam Indonesia
  • NII
  • Terorisme
  • Teroris NII
  • Densus 88 antiteror
  • Mabes Polri

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!