NASIONAL

Takut Warga Makin Cuek, Mabes Polri: Silakan Kritik Polisi!

""Yang justru kita khawatirkan ketika masyarakat sudah mulai enggan mengkritik polisi, yang justru kita takutkan ketika masyarakat sudah menjadi cuek kepada Polri. Ini justru lebih berbahaya.""

Wahyu Setiawan

kritik polisi
Ilustrasi. Warga melukis mural dalam Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta, Sabtu (30/10/2021). (Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan)

KBR, Jakarta - Polri mengaku khawatir dan takut jika masyarakat makin enggan mengkritik institusi kepolisian.

Itu disampaikan Juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo. Dedi mengatakan, kritikan merupakan wujud kecintaan masyarakat terhadap Polri.

"Lomba sebagai wadah untuk menampung aspirasi, saran, masukan, kritik, dari seluruh masyarakat kepada Polri dalam rangka untuk perbaikan kita ke depan. Baik dari sisi kultur khususnya, kemudian dari sisi instrumental, dan lain sebagainya. (Ini) menunjukan masih tingginya kepedulian masyarakat terhadap Polri, ini masih cintanya masyarakat terhadap Polri. Yang justru kita khawatirkan ketika masyarakat sudah mulai enggan mengkritik Polri, yang justru kita takutkan ketika masyarakat sudah menjadi cuek kepada Polri. Ini justru lebih berbahaya," kata Dedi, saat membuka Lomba Kreasi Setapak Perubahan Polri dan Festival Musik Bayangkara 2022, Senin (18/4/2022).

Baca juga:


Dedi Prasetyo menambahkan, lomba-lomba seperti mural dan unjuk rasa juga sebagai wujud keterbukaan Polri.

Kata dia, kepolisian kini terbuka menerima masukan, bahkan hujatan dari masyarakat.

Menurut Dedi, saran dan kritik dari masyarakat merupakan wujud keinginan agar polisi menjadi lebih baik.

Meski dia mengakui, masih ada beberapa anggota polisi yang belum sesuai dengan harapan masyarakat.

"Gap itu menjadi tantangan kita semuanya. Khususnya bagi generasi Polri yang muda-muda ini," ujarnya.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • Mabes Polri
  • Revisi UU Polri
  • kekerasan aparat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!