NASIONAL

Mendagri: Indonesia Rawan Bencana Alam Hingga Konflik Kekerasan

""Juga bencana bencana yang dibuat oleh manusia sendiri, misalnya konflik kekerasan yang menimbulkan banyak korban, serangan teror dan lain lain," "

Mendagri: Indonesia Rawan Bencana Alam Hingga Konflik Kekerasan
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat rapat kerja di DPR, Selasa (5/4/22). (Foto: Antara/Galih Pradipta)

KBR, Jakarta - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan Indonesia rawan mengalami berbagai bencana.

Kata dia, rawan bencana itu, mulai dari bencana alam yang sulit dihindari, hingga bencana buatan manusia seperti konflik kekerasan maupun serangan teror.

"Bangsa kita juga rentan dengan bencana non-alam. Katakanlah seperti wabah penyakit menular epidemi, seperti Covid-19. Juga bencana bencana yang dibuat oleh manusia sendiri, misalnya konflik kekerasan yang menimbulkan banyak korban, serangan teror dan lain-lain," ujar Tito dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2022 secara virtual di Jakarta, Rabu (26/04/22).

Tito Karnavian menjelaskan, Indonesia rawan bencana alam karena salah satunya dikelilingi lebih dari 100 gunung berapi.

"Negara kita ditakdirkan oleh zona yang rawan bencana alam, terletak pada lempengan, patahan, ring of fire dengan lebih dari 100 gunung berapi yang masih aktif rentan terhadap bencana bencana seperti gunung merapi meletus, banjir, gelombang, tanah longsor, gempa bumi," ungkapnya.

Tito juga mengajak semua pihak agar selalu siap siaga menghadapi bencana mulai dari tingkat perencanaan, eksekusi dan mitigasi.

"Selain dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi aktif BNPB dengan kementerian dan lembaga terkait, peran masyarakat juga dibutuhkan untuk saling memperkuat," pungkas dia.

Berita lainnya:


Editor: Kurniati Syahdan

  • Mendagri Tito Karnavian
  • rawan bencana
  • Indonesia rawan bencana
  • bencana alam
  • konflik kekerasan
  • teror
  • pandemi covid-19
  • hari kesiapsiagaan bencana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!