NASIONAL

Cara Menghadapi Hoaks di Grup WhatsApp Keluarga

"Episode spesial Podcast Cek Fakta KBR"

Don Brady, Nadya Hariyanto

Cara Menghadapi Hoaks di Grup WhatsApp Keluarga

Aplikasi media sosial sudah lama menjadi tempat beredarnya berita dan informasi hoaks. Hal yang sama juga terjadi di platform percakapan seperti WhatsApp. Hampir semua orang mengunduh aplikasi WhatsApp di ponsel mereka. Tampilannya yang sederhana, ditambah juga dengan fitur forward atau teruskan, membuat aplikasi WhatsApp menjadi primadona di berbagai kalangan pengguna internet, baik generasi muda maupun yang lebih senior.

“Kalau untuk di kalangan generasi muda, banyak sekali memang platform-platform alternatif ya selain WhatsApp gitu. Kalau orang tua agak-agak bingung ya mereka, mau WhatsApp, Line, yaudah lah WhatsApp aja yang paling gampang. Mungkin karakternya paling mendekati kayak zaman SMS dulu.” kata Syarief Ramaputra, Pemeriksa Fakta Senior di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) pada Rabu (20/04/2022).

Keberadaan fitur-fitur pada WhatsApp memang mempermudah hidup manusia, tapi sekaligus juga mempermudah penyebaran hoaks. Seperti yang terjadi pada grup-grup WhatsApp. Coba ingat kembali, berapa banyak dari kita yang pernah menerima pesan janggal di grup WhatsApp yang berkaitan dengan Covid-19?

“Pernah dapat hoaks soal vaksin booster, waktu nanggepin hoaksnya dibilang buzzer pemerintahan,” ungkap Citra, audiens KBR yang membagi pengalamannya. Kemudian juga muncul pesan-pesan provokatif tentang calon presiden saat menjelang Pemilu? Apa yang kamu lakukan ketika mendapat pesan itu? Membantah, membiarkan, atau ikut meneruskannya lagi ke grup lain? 

“Ini kejadian di keluarga sendiri, biasanya malah sengaja cari berita miring buat nyerang mendukung seberang, untungnya gak sampe berantem beneran,” ungkap Malika, audiens KBR yang membagi pengalamannya, Rabu lalu (20/04/2022).

Pengalaman Malika dan Citra cukup mewakili keresahan generasi Milenial dan gen Z saat menghadapi hoaks yang beredar di lingkungan keluarga. Sulit bagi generasi muda untuk membantah pesan hoaks tersebut, terlebih lagi di grup WhatsApp keluarga yang isinya banyak orang. Kebanyakan anak muda lebih memilih diam meskipun tahu kebenaran terkait informasi tersebut, dibanding berdebat dan dianggap memojokkan generasi yang lebih senior. 

Syarief mengatakan bahwa generasi X dan Baby Boomer yang menggunakan WhatsApp memang cenderung lebih rentan terpapar dan menjadi produsen hoaks, dibanding pengguna yang lebih muda karena adanya kesenjangan literasi digital. Kesenjangan ini terjadi karena begitu pesatnya perkembangan teknologi yang membuat generasi senior perlu beradaptasi.

Sebagai informasi, generasi baby boomer adalah kelompok masyarakat dengan kelahiran 1946-1964 dan generasi X pada rentang kelahiran 1965-1980, mereka disebut sebagai digital migrant yang masih beradaptasi dengan teknologi digital karena sebelumnya sudah biasa dengan teknologi yang lebih sederhana. Sementara itu, istilah digital native merujuk kepada generasi yang lebih muda yakni generasi Y, atau sering disebut generasi milenial adalah penduduk dengan kelahiran 1981-1996, dan juga gen Z yang lahir pada 1997-2012. Digital native lahir dan besar di era yang serba terkomputerisasi dan digitalisasi sehingga secara natural terbiasa dengan penggunaan teknologi digital.

“Kita sebagai generasi muda yang memang digital native, ya kita sama-sama meningkatkan kemampuan literasi digital kita, terus kemampuan berpikir kritis kita dan juga bijak dalam bermedia sosial. Jadi memang, kalau kita malas ngapa-ngapain, paling enggak ya tahan jempol kitalah, jangan asal share gitu. Cari tahu dulu faktanya, mulailah dari diri kita masing-masing. Ketika kita sudah mantap barulah kita bisa membimbing generasi sebelum kita yang memang rentan terpapar hoaks kayak generasi X dan baby boomer” kata Syarief. 

Oleh karena itu, Syarief membagikan kiat-kita praktis yang bisa kita lakukan agar tidak bingung bertindak ketika menghadapi hoaks di grup WhatsApp keluarga.

red

Untuk lebih lengkapnya, Simak obrolan lengkap Nadya Hariyanto dari Universitas Multimedia Nusantara bersama dengan Syarief Ramaputra Pemeriksa Fakta Senior MAFINDO, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia di Episode Spesial Cek Fakta KBR dan MAFINDO “Cara Menghadapi Hoaks di Grup WhatsApp Keluarga”.

Baca juga:

Cek Fakta Episode Spesial: “How to Fight Hoax for Dummies”


  • hoaks
  • hoax
  • cekfakta
  • cek fakta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!