BERITA

Ledakan COVID-19 di India, Penasihat WHO: RI Jangan Kecolongan!

""Kita tidak bisa bilang bahwa, oh itu hanya di tempat lain, tidak di tempat saya. Pelajaran pandemi tidak terlupakan, ledakan di Wuhan dulu ternyata kemudian menyebar ke seluruh dunia.""

Ledakan COVID-19 di India, Penasihat WHO: RI Jangan Kecolongan!
Kerumunan warga India saat tradisi Huranga setelah festival warna di Kota Mathura, India, Selasa (30/3/2021). (Foto: ANTARA/Reuters/KK Arora)

KBR, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong agar pemerintah Indonesia melakukan strategi antisipatif untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 seperti halnya di India.

Penasihat Senior Dirjen WHO Diah Satyani Saminarsih mengatakan, ada karakteristik populasi yang sama antara India dengan Indonesia. Semisal jumlah perkotaan yang padat penduduk dan banyaknya masyarakat ekonomi rendah yang memaksa warganya untuk bekerja di luar rumah.

Diah mengatakan tidak menutup kemungkinan situasi lonjakan kasus Covid-19 di India juga terjadi di Indonesia, apabila pemerintah terlena dengan situasi pandemi yang terkesan landai seperti saat ini.

"Kita juga harus lihat bahwa, beberapa minggu terakhir, sekitar 7-8 minggu terakhir terjadi kenaikan kasus di seluruh dunia. Kita tidak bisa bilang bahwa, oh itu hanya di tempat lain, tidak di tempat saya. Pelajaran pandemi tidak terlupakan, ledakan di Wuhan dulu ternyata kemudian menyebar ke seluruh dunia. Nah hal yang sama masih kemungkinannya masih sama besarnya terjadi saat ini," ucap Diah saat dihubungi KBR, Senin, (19/4/2021).

Diah Satyani Saminarsih menambahkan, pemerintah Indonesia tidak boleh kecolongan atau gagal antisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Ia mendorong agar pemerintah meningkatkan surveilans epidemiologi dengan tracing (pelacakan) dan testing (tes kesehatan) kasus Covid-19.

Ia juga minta agar pemerintah menstimulan masyarakat untuk mau secara sukarela melakukan testing, semisal dengan mengadakan tes Covid-19 gratis.

Lebih jauh Diah menambahkan, bahwa saat ini Indonesia masih pada tahap awal vaksinasi Covid-19. Terlebih di negara dengan populasi penduduk yang besar seperti Indonesia yang membutuhkan waktu lebih lama untuk terbentuk kekebalan imunitas kelompok atau herd immunity.

Dia menyarankan agar pemerintah memprioritaskan kelompok lansia maupun kelompok rentan lainnya untuk divaksinasi, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat penularan Covid-19 yang masih tinggi.

Selain itu, dia merekomendasikan adanya konsistensi kebijakan penanganan Covid-19 yang taat protokol kesehatan.

"Larangan mudik sudah baik tapi harus konsisten, sulit meredam orang buat mudik. Kita harus menjaga agar jangan sampai terjadi seperti di India," imbuhnya.

Dia menjelaskan bahwa laju vaksinasi global masih lebih rendah dibanding dengan mutasi virus Covid-19. Maka dari itu, dia menekankan pentingnya menjaga protokol kesehatan Covid-19.

Dia meminta masyarakat dan pemerintah untuk tidak lengah agar lonjakan kasus dapat diantisipasi.

Editor: Agus Luqman

  • pandemi
  • COVID-19
  • vaksinasi
  • WHO
  • PPKM Mikro
  • India
  • #jagajarak
  • #pakaimasker
  • #cucitanganpakaisabun

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!