HEADLINE

Hanya Mendeteksi Sonar, Kapal Selam KRI Nanggala-402 Diduga Terbawa Arus

"21 KRI yang terjun langsung dalam pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Perairan Bali"

Hanya Mendeteksi Sonar, Kapal Selam KRI Nanggala-402 Diduga Terbawa Arus
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Senin (6/2/2012). (Antara)

KBR, Jakarta- TNI bersama tim gabungan masih terus berupaya mencari kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali. Kepala Pusat Penerangan TNI Achmad Riad mengungkap kemungkinan KRI Nanggala-402 terbawa arus. Menurutnya, KRI Nanggala-402 saat ini hanya dapat terdeteksi melalui sonar, lantaran kapal buatan Jerman itu sudah tidak bersuara.

"Untuk ruas, jelas ruas sudah diadakan penyisiran secara luas, karena semuanya kita juga memang, saya secara teknis tidak, tapi saya sudah menanyakan, ya bisa saja arus bawah laut membawa semuanya ketika dia mengapung bisa terbawa ke mana tapi artinya wilayah-wilayah yang diperkirakan. Karena kemarin sementara ini dari KRI Rimau. Nah, ini tampaknya akan diperkuat dari KRI lain yang memang bisa dari mana sih titik, karena kebetulan kapal selamnya kan udah diem, tidak ada suara, tinggal hanya sonar yang bisa menangkap ujar Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers di Bali, Jumat (23/4/2021).

Kapuspen TNI Achmad Riad mengatakan saat ini total ada 21 KRI yang terjun langsung dalam pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Perairan Bali. Dia menambahkan, bahwa pihak kepolisian turut mengirimkan perbantuan sebanyak empat kapal untuk misi pencarian Nanggala-402. Kapal tersebut adalah Gelatik, Enggang, Barata dan Balam. Selanjutnya, ada juga perbantuan terkait kapal-kapal dari negara sahabat salah satunya kapal MV Swift Rescue dari Singapura, yang diperkirakan tiba pada sore atau malam ini.

Editor: Friska Kalia

  • KRI Nanggala 402
  • Kapal Selam TNI AL
  • TNI
  • TNI AL

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!