BERITA

Kementerian Anak Sebut Informasi Covid-19 Bisa Ganggu Psikologis Anak

Kementerian Anak Sebut Informasi Covid-19 Bisa Ganggu Psikologis Anak

KBR, Jakarta-  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebut banyaknya informasi di internet terkait Covid-19 dapat menganggu psikologis anak. Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti mengatakan, anak terlalu mempercayai informasi terkait Covid-19 di Internet. 

Kata dia, orang tua harus memperhatikan dan mengendalikan hal tersebut.

"70 persen anak mempercayai informasi yang mereka terima adalah valid, dan mereka 73 persen anak menganggap bahwa informasi yang mereka terima sudah cukup. Pengaruh COVID-19 kepada anak, itu adalah mereka menyatakan bahwa, sebagian besar anak menjadi sangat waspada terhadap situasi. Namun ada juga yang paranoid. Tapi ini juga harus diwaspadai, karena akan dapat mengganggu psikologisnya atau menganggap hal ini biasa saja sehingga membuat anak tidak peduli terhadap kondisi ini," kata Eko saat video conference, Sabtu (11/4/2020).

Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti menegaskan, informasi terkait Covid-19 harus meningkatkan kepedulian anak terhadap kesehatan. Sehingga mereka menerapkan pola hidup sehat dan bersih di tengah penyebaran Covid-19.

Selain itu, Eko meminta sekolah-sekolah tak memberikan beban atau tugas terlalu banyak kepada anak-anak selama belajar di rumah. Menurutnya, ada banyak cara belajar yang menarik.

"Anak-anak di forum Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya adalah membuat  imbauan mencegah COVID-19 dengan bahasa daerah. Kemudian mereka juga membuat fun challenge melalui Tik tok, kemudian juga melalui surat mereka berkirim surat dengan tenaga medis  terkait COVID-19," lanjutnya.

 

Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • pandemi covid-19
  • perlindungan anak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!