BERITA

Dua Ribu Lebih Kasus Covid-19 di Indonesia, Mayoritas Tanpa Gejala

Dua Ribu Lebih Kasus Covid-19 di Indonesia, Mayoritas Tanpa Gejala

KBR, Jakarta - Sampai Senin (6/4/2020) ada 2.491 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 192 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan ada 209 orang yang meninggal.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan sampai saat ini penularan masih terus terjadi.

"Sekali lagi, gambaran yang real dari yang kita dapatkan pada hari ini masih menunjukkan terjadinya penularan di luar. Masih ada kasus positif tanpa gejala yang berada di tengah-tengah masyarakat. Masih ada masyarakat yang rentan tertular karena tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin sore (6/4/2020).


Banyak Kasus Covid-19 Tanpa Gejala

Menurut juru bicara pemerintah Achmad Yurianto, sebagian besar kasus Covid-19 di Indonesia tidak menunjukan gejala apapun seperti demam, batuk, atau gangguan pernapasan.

"Sekarang gambaran yang terbanyak hampir sekitar di atas 60 persen, ada yang mengatakan sampai 70 persen, penderita positif Covid-19 ini tanpa gejala. Atau kita sudah mengenal dengan sebutan OTG (orang tanpa gejala) gitu ya, orang tanpa angguan tanpa gejala," jelas Yurianto.

"Dia bisa saja kemudian merasa tidak sakit, karena tanpa gangguan. Bahkan dengan gangguan yang minimal. Kadang-kadang persepsi sakit itu kan beda ya," lanjutnya.

Karena fenomena tersebut, Yurianto mengimbau agar masyarakat tidak mudik dan terus menjalankan physical distancing.

Ia pun mengingatkan ada empat kategori orang yang harus mengisolasi diri secara mandiri, yakni:

    <li>Orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari pemeriksaan <i>swab</i>.</li>
    
    <li>Orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari <i>rapid test</i>.</li>
    
    <li>Orang yang mengeluh sakit dengan gejala batuk, demam, hingga gangguan pernapasan.</li>
    
    <li>Orang yang tidak mengalami keluhan apapun, yang justru harus diwaspadai karena jumlahnya banyak.</li></ol>
    

    "Manakala mekanisme transformasi penyakit ke sumber ke orang yang sakit ini masih berlangsung terus, maka kita akan tahu penularan akan jalan terus. Karenanya, yang sakit inilah yang harus kita lakukan pemisahan," ujar Yurianto.

    Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!