KBR, Jakarta- Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga mengirimkan tim ke Malaysia terkait kasus dugaan surat suara tercoblos di Selangor, Malaysia. Juru bicara BPN Andre Rosiade mengatakan, tim beranggotakan dua orang yang dikirim ke Malaysia hari ini akan melakukan investigasi dan memantau langsung proses pemeriksaan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di sana.
Andre mengatakan, kejadian ini akan menambah kewaspadaan dari BPN Prabowo-Sandiaga, karena bisa saja terjadi di negara-negara lain. Oleh karena itu, BPN menginstruksikan pada relawan di seluruh negara untuk berjaga mengawasi proses Pemilu yang tinggal menghitung hari ini.
"Kejadian ini harus menambah kewaspadaan kita. Jangan sampai di Malaysia terjadi, di negara-negara lain juga terjadi. Maka kita menginstruksikan pada seluruh relawan kita untuk berjaga betul. Karena memang hanya kecurangan yang bisa mengalahkan pak Prabowo saat ini," pungkasnya.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melanjutkan pemungutan suara di Malaysia selama proses penyelidikan dugaan kebocoran suran suara di Selangor. Komisioner KPU Viryan Aziz mengatakan telah berkoordinasi dengan Bawaslu untuk mengklarifikasi kebenaran terlebih dahulu kemudian diambil keputusan.
Saat ini KPU masih akan memastikan surat suara tersebut apakah benar milik KPU atau bukan.
"Kan diklarifikasi dulu. Tentunya kpu bersama-sama dengan Bawaslu sudah berkoordinasi ini kita perjelas dulu statusnya. Status dari video itu seperti apa? Kalau misalnya iya, kan kita mau pastikan benar atau tidak. Benarnya seperti apa, tidaknya juga seperti apa. Kedua hal kemungkinan itu harus jelas dan detail," kata Viryan saat ditemui di gedung KPU, Jakarta, Jumat (12/04/2019).
Viryan menambahkan KPU harus memastikan surat suara yang tercoblos tersebut memiliki tanda khusus yang dimiliki oleh KPU.
Sebelumnya, beredar video yang merekam aktivitas pencoblosan kertas suara di sebuah ruko di Selangor, Malaysia. Video itu memperlihatkan kertas suara berserakan, dan karung-karung yang disebut juga berisi kertas yang belum tercoblos.
Editor: Rony Sitanggang