BERITA

Pelaku Penyerangan Mapolres Banyumas Terkait Terduga Teroris di Tuban

""Dengan yang di Tuban itu kan ada satu yang asalnya sama, satu daerahnya, di Purbalingga, di Kutasari, itu sama dengan yang bersangkutan,""

Pelaku Penyerangan Mapolres Banyumas Terkait Terduga Teroris di Tuban
Pelaku penyerangan di Mapolres Banyumas, Jateng Mohammad Ibnu Dar saat ditangkap aparat. (Foto: KBR/M. Ridlo)


KBR, Semarang- Pelaku penyerangan di Mapolres Banyumas, Jateng Mohammad Ibnu Dar, memiliki keterkaitan dengan Karno salah satu terduga teroris yang terlibat baku tembak di Tuban, Jatim. Kapolda Jawa Tengah, Condro Kirono mengatakan keduanya bertetangga.

"Yang kemarin di Polres Banyumas itu sekarang masih terus kita interogasi bersama-sama dengan Densus. Memang ada (keterkaitannya). Yang pertama dengan yang di Tuban itu kan ada satu yang asalnya sama, satu daerahnya, di Purbalingga, di Kutasari, itu sama dengan yang bersangkutan," kata Condro saat ditemui KBR usai acara Rakernis di salah satu hotel di Kota Semarang, Rabu (12/04).


Condro menambahkan selain merupakan tetangga satu desa, pelaku penyerangan di Polres Banyumas juga menjalin komunikasi dengan Karno.

Baca: Panci dan Gambar ISIS

Berdasarkan hasil pengembangan sementara, antara terduga teroris di Tuban, pelaku penyerangan di Banyumas, dan para tahanan teroris yang ada di dalam lapas, baik lapas Kedungpane maupun Nusakambangan,  menjalin komunikasi  melalui kunjungan. Saat ini Densus 88 terus melakukan penyelidikan terkait motif dari pelaku penyerangan di Polres Banyumas.

Selasa pagi  Mohammad Ibnu Dar menyerang Mapolres Banyumas, Jateng. Selain menabrakkan motornya, pelaku juga melukai sejumlah anggota polisi dengan senjata tajam.


Editor: Rony Sitanggang

  • Kapolda Jawa Tengah
  • Condro Kirono
  • penyerangan mapolres banyumas
  • terduga teroris tuban

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!