BERITA

Dua Pekan Pascabanjir Aceh Tenggara, Ratusan Rumah Masih Berlumpur

"BPBD Aceh Tenggara mendata di sejumlah tempat lumpur dan material sisa banjir rata-rata mencapai mencapai ketinggian 1,5 meter."

Dua Pekan Pascabanjir Aceh Tenggara, Ratusan Rumah Masih Berlumpur
Sampah lumpur dan material sisa banjir masih memenuhi lingkungan permukiman warga di sejumlah tempat di Aceh Tenggara pasca banjir dua pekan lalu. (Foto: Erwin Jalaluddin/KBR)


KBR, Lhokseumawe – Ratusan rumah di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, masih berselimut lumpur dan material batu berpasir setelah dilanda banjir bandang pada 11 April 2017 lalu.

Lumpur dan material sisa banjir banyak terdapat di sekitar permukiman warga di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Suka Makmur.


Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, Muhammad Nur Hasan Bangko mengatakan di sejumlah tempat lumpur dan material sisa banjir rata-rata mencapai mencapai ketinggian 1,5 meter.


Banjir bandang yang terjadi pada dua pekan lalu menerjang lebih dari 300 unit rumah di tiga kecamatan.


Muhammad Nur mengatakan otoritas penanggulangan bencana sulit membersihkan material sisa banjir menggunakan alat berat di sekitar permukiman warga karena akses jalan sempit. Kondisi itu membuat proses pembersihan di lokasi bencana terhambat.


"Ada warga minta ke BPBD agar kami mengerahkan alat berat. Masalahnya, alat berat tidak bisa masuk ke sana karena ukurannya besar. Jadi kami bilang ke masyarakat sesuai hasil rapat bersama, supaya pembersihan dilakukan secara bergotong royong," kata Muhammad Nur kepada KBR, Selasa (25/4/2017).


Baca juga:


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, memberlakukan darurat bencana selama 14 hari atau sampai 25 April 2017.  


Hari Selasa kemarin merupakan hari terakhir masa tangap darurat bencana banjir di Kabupaten Aceh Tenggara. Muhammad Nur mengatakan usai masa tanggap darurat berakhir, pemerintah daerah akan menetapkan status masa transisi darurat bencana untuk proses pemulihan pascabanjir. Masa transisi diperlukan untuk mempercepat penanganan terhadap masalah yang belum selesai selama masa tangap darurat.


"Selama masa transisi ada banyak yang bisa kita lakukan, mulai dari pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, pelayanan kesehatan hingga masalah hunian atau sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Muhammad Nur.


Ia menambahkan pemberlakuan masa transisi maksimal selama tiga bulan bergantung kondisi di lapangan. Selama masa transis, pemerintah daerah juga bertugas memulihkan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.


Banjir di Aceh Tengara menyebabkan 3.501 orang mengungsi. Jumlahrumah rusak mencapai 306 unit baik rusak ringan, sedang hingga berat.


Baca juga:

    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/04-2017/pengungsi_banjir_bandang_di_aceh_tenggara__banyak_ditampung_di_gereja/89722.html">Pengungsi Banjir Bandang di Aceh Tenggara, Banyak Ditampung di Gereja</a> </b></li>
    
    <li><b><a href="http://kbr.id/berita/03-2017/banjir_aceh_utara_meluas_hingga_20_an_desa_/89477.html">Banjir Aceh Utara Meluas Hingga 20-an Desa</a> </b></li></ul>
    


    Editor: Agus Luqman 

  • Aceh Tenggara
  • Aceh
  • banjir bandang
  • BPBD

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!