BERITA

Simposium Tragedi 1965, Psikolog: Buku Kemendikbud Turut Sumbang Stigma Negatif '65

"Buku yang menulis keputusan pembubaran ormas PKI mendapat dukungan dari seluruh rakyat. Ini bagaimana pembuktiannya? "

Sasmito

Simposium Tragedi 1965, Psikolog: Buku Kemendikbud Turut Sumbang Stigma Negatif  '65
Simposium Nasional 1965, 18-19 April 2016. Foto: KBR

KBR, Jakarta- Psikolog Idhamsyah Eka Putra menuturkan buku-buku sekolah yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut menyumbang stigma negatif kepada PKI. Ia mencontohkan buku sekolah yang menulis pembubaran PKI mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia. Padahal, kata dia, sulit membuktikan pembubaran tersebut hanya didukung dari kelompok tertentu atau rakyat Indonesia.

"Buku kemendikbud isinya luar biasa, contohnya buku yang menulis keputusan pembubaran ormas PKI mendapat dukungan dari seluruh rakyat. Ini bagaimana pembuktiannya? Pembubaran dikatakan juga sesuai amanat tritura. Lalu juga soal pembubaran menteri-menteri karena diragukan etikanya," jelasnya.

Ia menambahkan pemberian stigma negatif juga dilakukan melalui film seperti yang terjadi pada pemerintahan orde baru. "Akibatnya muncul stigma negatif, PKI menjadi yang terburuk di Indonesia."kata Idhamsyah 

"Di Indonesia label kata PKI adalah sebuah stigma sosial. Dalam level negatif, yang paling negatif adalah saya PKI dibandingkan saya China atau cacat. Nah dampak orang yang terstigmakan macam-macam bisa dikucilkan, bisa direndahkan," imbuhnya.

Idhamsyah menambahkan pelabelan PKI di Indonesia juga kerap dimanfaatkan kelompok tertentu untuk kepentingan mereka. Hal ini seperti yang terjadi pada pemilihan presiden tahun lalu.

"Pada pemilu lalu kita sama-sama menyaksikan jokowi difitnah sebagai orang PKI. Ada yang memainkan, pasti ada alasan tersendiri, efeknya jelas ingin menjatuhkan jokowi. Nah di indonesia kalau dilabeli PKI efeknya saya sudah ngerti, sudah banyak cerita-cerita kenapa stigma itu muncul," kata Idhamsyah.

Hal ini menurutnya berpengaruh juga pada isu perlu tidaknya pemerintha meminta maaf kepada orang-orang yang dituduh PKI.  kata dia ada 3 pendapat berbeda dalam masyarakat. "Pertama, kelompok yang berpendapat tidak perlu meminta maaf karena PKI dianggap jahat. Kedua, kelompok yang sedikit merasa bersalah karena telah membunuh orang-orang yang dinilai terlibat PKI. Ketiga yaitu kelompok yang menilai hal ini salah tapi malu mengungkapnya ke dunia internasional." tutupnya. 

Editor: Malika

  • simposium65
  • idhamsyah
  • sejarah
  • PKI
  • ormas pki
  • tragedi65

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!