BERITA
FSGI Masih Kumpulkan Data dan Fakta Kecurangan UN di Seluruh Indonesia
KBR, Jakarta- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) masih mengumpulkan data dan fakta terkait dugaan kebocoran soal ujian nasional tingkat SMA/SMK dan sederajat di seluruh Indonesia. Menurut Dewan Pembina FSGI, Itje Chodidjah, pihaknya masih menelusuri informasi adanya kebocoran Ujian Nasional di Jakarta dan Indramayu.
"Kemarin DKI juga masih terdengar ada gosip kebocoran. Saya
tidak berani mengatakan ini fakta. Diduga, di DKI Jakarta juga ada
kebocoran. Justru yang dari daerah kita belum mendapatkan informasi yang
cukup banyak. Artinya, informasi cukup kita tidak mendapatkan pelaporan
dari daerah," jelas Dewan Pembina FSGI Itje Chodidjah saat dihubungi
KBR, Selasa (5/4/2016)
Itje menambahkan, pihaknya juga mempelajari modus-modus dari kecurangan ujian nasional tahun lalu. Kata dia, pihaknya mensinyalir, pelaku pembocoran menggunakan cara yang lebih canggih dalam melakukan kecurangan.
"Jika dibandingkan tahun lalu,
tahun ini terus kita pelajari. Biasanya mereka akan menggunakan cara
lebih canggih dalam melakukan kecurangan. Selain itu, kita juga sidak ke
sekolah-sekolah. Pengawasan guru dan sekolah saya rasa lebih baik
dengan adanya pengawas silang," tambahnya.
Ombudsman Temukan Puluhan Kecurangan Pelaksaan UN
Ombudsman RI mengaku telah menerima puluhan laporan mengenai
pelanggaran, atau kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional. Salah
satu Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie menjelaskan, puluhan laporan itu
didapat dari tim pengawas Ombudsman yang dikirim ke berbagai provinsi.
Berbagai laporan itu akan dihimpun dan akan diumumkan ke publik pasca
pelaksanaan ujian nasional berlangsung.
"Mengenai bentuk
pelanggaran/kecurangannya seperti apa kami belum menganalisis. Sebab
mekanisme pengawasan ini kan dilakukan secara tertutup sebenarnya.
Sekolah tidak tahu sedang kami awasi, lalu tim pengawas datang di
sekolah mana juga tidak diberitahu sebelumnya. Nantinya semua laporan
yang masuk itu kami rangkum. Setelah selesai, barulah kami umumkan. Kami
juga tidak mau mengganggu jalannya UN ini," ujarnya.
Sebelumnya,
Ombudsman wiayah Nusa Tenggara Barat juga mengaku telah menemukan
dugaan kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional. Asisten Bidang
Laporan Ombudsman Perwakilan NTB Sahabudin mengaku sempat menemukan
secarik kertas yang diduga merupakan kunci jawaban dari mata pelajaran
yang sedang diuji. Selain itu ia mengatakan, menurut keterangan yang
didapat dari siswa, para siswa diminta mengeluarkan sebanyak Rp 200 ribu untuk menebus lembar kunci jawaban itu.
Editor: Dimas Rizky
- #un2016
- Ujian nasional
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!