BERITA

BIN Belum Tahu Kapan Samadikun Akan Dipulangkan

"Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso beralasan, pemulangan Samadikun akan disesuaikan dengan hukum yang berlaku di China dan hukum internasional."

Sasmito

BIN Belum Tahu Kapan Samadikun Akan Dipulangkan
Kepala BIN Sutiyoso. Foto KBR

KBR, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) belum dapat menentukan waktu pemulangan buron kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono ke Indonesia. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso beralasan, pemulangan Samadikun akan disesuaikan dengan hukum yang berlaku di China dan hukum internasional.

"Nanti proses pemulangannya akan berdasar mekanisme internasional dan sesuai hukum China. Tentu saja proses ini akan memakan waktu. Tapi dipastikan akan diurus sebaik-baiknya oleh kedua negara," jelas Sutiyoso kepada wartawan di Berlin, Minggu malam waktu Jerman atau Senin pagi WIB.


Ia menambahkan Samadikun Hartono ditangkap ketika akan menonton balapan Formula One di Shanghai, China. Menurutnya, penangkapan tersebut hasil kerjasama antara pihaknya dengan aparat China yang sudah memantau buron BLBI itu dalam waktu lama.


"Kerjasama dengan aparat China untuk keberadaan, pemantauan sudah lama. tanggal 7 april saya diundang oleh China, disitulah saya gunakan dialog dengan polhukam China dan pejabat terkait untuk menangkap SH. Berdasarkan info intelijen yang matang SH akan ke Shanghai," katanya.


Penangkapan buron korupsi yang kabur ke luar negeri, kata Sutiyoso, merupakan kali kedua yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK. Yang pertama yaitu penangkapan buron  kasus korupsi Totok Ari Wibowo yang juga bekas Bupati Temanggung, Jawa Tengah, yang ditangkap di  Phnom Penh, Kamboja pada  Desember lalu. Totok  telah divonis di Indonesia dengan hukuman 7 tahun penjara. 

  • Buronan BLBI
  • Kepala BIN Sutiyoso
  • formula satu
  • China

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!