BERITA

5 Desainer Muda Indonesia Pamer Karya di Fenwick London

"Pameran fesyen karya desainer muda Indonesia itu sempat mendapat kunjungan dari Presiden Joko Widodo saat melawat London, Rabu (20/4/2016) siang kemarin."

Ninik Yuniati

5 Desainer Muda Indonesia Pamer Karya di Fenwick London
Fenwick Department Store di Bond Street, London, Inggris, tempat dipamerkannya karya lima desainer muda Indonesia. (Foto: Gryffindor/Wikimedia/CC-SA 3.0)

KBR, Jakarta - Lima desainer muda Indonesia berkesempatan memamerkan karya mereka di Fenwick Department Store, salah satu departemen store terkenal di London, Inggris.

Pameran fesyen karya desainer muda Indonesia itu sempat mendapat kunjungan dari Presiden Joko Widodo saat melawat London, Rabu (20/4/2016) siang kemarin, sebagaimana disampaikan anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana kepada media.


Lima desainer itu antara lain Toton Januar pria kelahiran Makassar yang besar di New York, Sheila Agatha Wijaya asal Jawa Tengah, Peggy Hartanto asal Surabaya, Ari Seputra asal Surabaya dan pasangan suami istri Randy W Sastra-Yessy Kusumo.


Toton Januar menghadirkan merek dagang Toton yang didirikannya enam tahun lalu. Desain Toton menggabungkan gaya khas warisan budaya Indonesia dan elemen tradisional lain dengan sentuhan modern.


Karya-karya Toton sebelumnya juga pernah dipamerkan di butik Pixie Market di New York dan Mythology di Singapura.


Sementara itu, Sheila Agatha menghadirkan merek Sean and Sheila, yang merupakan merek gagasan berdua dengan desainer Malaysia Sean Loh. Sean merupakan teman sekuliah Sheila di Raffles Design Institute, Singapura. Sean and Sheila pernah memenangkan piala Harper's Bazaar Asia New Generation Award.


Ciri fesyen koleksi Sheila adalah pola sederhana dan klasik dihiasi aneka hiasan buatan tangan, yang mengawinkan siluet tradisional dengan gaya modern.


Desainer muda bertalenta lain yang tampil di Fenwick adalah Peggy Hartono dengan brand Peggy Hartono yang dibangun sejak 2011. Karya-karyanya sudah diapresiasi dunia, dengan rancangan bergaya sederhana namun menggunakan teknik yang inovatif dalam pembuatan pola dan pengerjaan jahitan. Karya-karyanya yang menonjolkan permainan potongan dengan tampilan seksi namun tidak vulgar, sudah memikat banyak selebritas dunia.


Sementara itu, Ari Seputra menghadirkan merek dagang Major Minor yang merupakan gabungan kreasi empat orang desainer muda Indonesia. Merek ini diluncurkan sejak 2011 dan sudah dijual juga di Harvey Nichols Department Store di Inggris.


Koleksi di bawah label Major Minor cukup glamor menggunakan bahan dan kain yang dirancang dan diproduksi di Indonesia. Busana label ini unik dan dinamis dengan warna-warna mencolok khas Major Minor. Gaya funky ini menyasar kalangan menengah yang menjadikan brand ini semakin populer. Pada proyek terakhir, Major Minor telah bekerja sama dengan Eko Nugroho, artis visual ternama.


Pasangan Randy W Sastra dan Yessi Kusumo tampil dengan merek dagang By Velvet yang bergaya sederhana namun modern untuk mengakomodasi kebutuhan harian wanita aktif. Merek By Velvet memang terbilang baru karena baru didirikan 2015 lalu, yang merupakan label baru dari toko Shopatvelvet. Namun label premium ini sudah cukup mendapat perhatian dunia fesyen. Karya Yessy dan Randy cenderung terinspirasi dunia arsitektur modern dan alam.


Karya Designer Muda Indonesia yang dipamerkan di Fenwick Department Store diberi tema “Indonesia Fashion Forward” bertujuan untuk mempromosikan designer muda Indonesia agar dapat memasuki bursa mode dunia dan tampil pada pagelaran fashion week internasional. Pameran tersebut akan berlangsung selama 1 bulan mulai dari tanggal 17 April 2016 sampai dengan 16 Mei 2016.


Peluang Bisnis


Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pameran desainer muda Indonesia itu mengatakan, masuknya desainer Indonesia ke pasar Inggris menunjukkan


wujud nyata kerjasama Indonesia-Inggris dengan memanfaatkan peluang bisnis yang ada di bidang industri kreatif. Bahkan saat bertemu dengan PM Cameron, Presiden meminta untuk kerjasama antara kedua negara diperluas lagi, sehingga mencakup handicraft, seni pertunjukan, tari, serta desain.


"Semuanya bisa kita  kerjasamakan dengan Pemerintah Inggris," kata Presiden. "Ini sebuah awal kerjasama yang memberikan peluang pada desainer-desainer Indonesia untuk masuk ke pasar di London, Inggris," ujar Presiden kepada wartawan.


Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif akan memberikan dukungan dalam kerjasama industri kreatif, termasuk juga memberikan dukungan anggaran.


"Tapi yang paling penting adalah bahwa kerjasama seperti ini bukan hanya melatih atau training, tapi juga membawa produknya ke pasar dan juga cocok dengan selera pasar. Itu saja," ujar Presiden.


Kunjungan Presiden Joko Widodo ke pameran desainer Indonesia di Fenwick Department Store London itu juga didampingi Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, pejabat kementerian Inggris, Chief Executive British Council Sir Ciarán Devane dan Chairman Fenwick Department Store Mark Fenwick.


Editor: Agus Luqman 

  • Jokowi
  • London
  • Inggris
  • ekonomi kreatif
  • desainer
  • ekonomi
  • fesyen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!