NASIONAL

Menteri Hatta Minta Mulut Tangki Bensin Mobil Murah Diperkecil

"Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan salah satu penyebab bakal jebolnya kuota BBM bersubsidi tahun ini adalah pemakaian BBM bersubsidi oleh mobil murah."

Abu Pane

Menteri Hatta Minta Mulut Tangki Bensin Mobil Murah Diperkecil
Kuota BBM bersubsidi, mobil murah, Kementerian Perindustrian

KBR68H, Jakarta - Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan salah satu penyebab bakal jebolnya kuota BBM bersubsidi tahun ini adalah pemakaian BBM bersubsidi oleh mobil murah. (Baca: Soal Mobil Murah, Hatta Rajasa Salahkan Menteri Perindustrian). Karena itu, Menko perekonomian Hatta Rajasa meminta Kementerian Perindustrian untuk ikut mengendalikan penggunaan BBM bersubsidi. Caranya dengan mewajibkan produsen mobil murah membuat mulut tangki kendaraannya kecil agar tidak bisa dimasuki selang distributor BBM bersubsidi.


"Memang ada potensi lonjakan. Harus kita lihat, karena memang tren peningkatannya cukup tinggi. Tapi jangan menyerah dulu, harus kita kendalikan. Inikan soalnya dengan teknologi, dengan pengawasan, pengelontoran, pengendalian. Kita lihat misalkan untuk mobil murah itu. Sekarang kita tunggu policy (aturan-red) dari Kemenperin dan Kementerian Keuangan. Tidak pantas kendaraan tersebut mendapat berbagai macam kemudahan," ujar Hatta di Jakarta, Rabu (16/4).


Pertamina sebelumnya menyatakan kuota BBM bersubsidi yang tahun ini mencapai 4,7 juta kiloliter tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun 2014. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, hingga kuartal I tahun ini, Pertamina sudah menyalurkan 23,6 persen atau 11,2 juta kilo liter BBM bersubsidi. Dengan begitu, Pertamina memperkirakan menjelang akhir tahun seluruh daerah bakal mengalami kelangkaan BBM.


Editor : Sutami


  • Kuota BBM bersubsidi
  • mobil murah
  • Kementerian Perindustrian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!