NASIONAL

'Muhaimin Tak Berperan di Upaya Pembebaskan Satinah'

"KBR68H, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar disebut tidak berkontribusi dalam upaya pembebasan TKI terhukum mati di Arab Saudi, Satinah."

'Muhaimin Tak Berperan di Upaya Pembebaskan Satinah'
menakertrans, muhaimin, TKI, satinah

KBR68H, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar disebut tidak berkontribusi dalam upaya pembebasan TKI terhukum mati di Arab Saudi, Satinah. Muhaimin juga tidak berperan dalam pembebasan TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri.

Ketua Tim Indonesia untuk pembebasan Satinah yang terancam dipancung di Arab Saudi, Maftuh Basyuni mencontohkan, dirinya tidak pernah mendapat arahan dari Muhaimin terkait upaya pembebasan Satinah. Tim pembenasan Satinah lemah karena tidak bisa berbahasa Arab. Makanya negosiasi pembebasan Satinah masih alot.

"Ada peryataan dari Menakertrans yang mengatakan karena tidak becusnya tim yang dikirim Pemerintah ini. Karena tidak bisa berbahasa Arab sehingga perlu penerjemah. Itulah yang menyebabkan gagalnya mengurangi diyat Satinah yang akan dibayarkan. Kalau toh saya kurang bisa berbahasa Arab, yang mendampingi saya itu seorang Duta Besar yang mimpinya saja pakai bahasa Arab. Yang tepat adalah Menteri ini tidak penah memberikan kontribusi," ujar Maftuh di Jakarta, Selasa (15/4).

Maftuh Basyumi menambahkan, jumlah TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri bertambah menjadi 184 orang. Salah satu kasus yang paling genting adalah ancaman hukuman pancung untuk Siti Jainab di Arab Saudi.

Oleh karena itu, bekas Menteri Agama itu menantang sekaligus meminta Muhaimin untuk membebaskan Siti. Siti sendiri divonis hukuman mati karena terbukti membunuh majikannya, Nurah binti Abdullah pada 1999 lalu.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • menakertrans
  • muhaimin
  • TKI
  • satinah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!