NASIONAL

Silicon Valley Bank Ambruk, Ekonom Yakin Dampak ke RI Kecil

""Dampak tidak langsungnya tetap ada. Kita melihat kemarin, ya, respon IHSG merah begitu ya.""

SVB
Layar memperlihatkan pergerakan Indeks Saham Harga Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). (Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan)

KBR, Jakarta - Ekonom dari lembaga kajian ekonomi Indef Eko Listiyanto menilai bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat tidak bakal banyak berdampak terhadap Indonesia.

Eko Listyiyanto mengatakan dampak secara langsung ke Indonesia sangat kecil sebab fundamental perbankan Indonesia saat ini cukup kuat. Namun dampak tidak langsungnya kata Eko tetap ada.

"Dampak tidak langsungnya tetap ada. Kita melihat kemarin, ya, respon IHSG merah begitu ya. Dan ini kan di luar sana ya di terutama di Amerika Eropa. Situasi ini kemudian kan membuat panik atau ketidakpercayaan terhadap industri perbankan yang ditunjukkan dengan share atau saham,"kata dia saat diskusi daring (16/3/23).

Ekonom Indef Eko Listiyanto menjelaskan, seiring tekanan pada sektor perbankan Amerika Serikat usai bangkrutnya Silicon Valley Bnk, ada kemungkinan agresivitas kenaikan suku bunga AS jadi berkurang.

Baca juga:


Menurut Eko, itu bisa jadi kabar baik bagi kurs rupiah. Namun dengan catatan inflasi dalam negeri harus terkendali dan volatilitas pasar modal hanya temporer.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga menyoroti bangkrutnya Silicon Valley Bank. Ia menyebut kegentingan global masih menjadi sebuah ancaman yang tidak ringan.

Kata Jokowi, ketidakpastian global juga memunculkan resiko-resiko yang sulit diprediksi. Oleh sebab itu, Jokowi meminta semua pihak bekerja keras untuk menghindarkan negara kita dari ancaman-ancaman risiko global.

Sejauh ini pemerintah masih mengaji dampak penutupan Silicon Valley Bank atau SVB terhadap arus investasi yang masuk ke Indonesia.

Dikutip dari ANTARA, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan penutupan SVB pasti berdampak ke investasi di Indonesia.

Namun, ia belum bisa memastikan seberapa besar dampaknya. Terutama terhadap start up atau perusahaan rintisan teknologi di Indonesia.

Meski begitu, Bahlil optimistis investasi yang masuk ke Indonesia akan tetap tumbuh di tahun ini. Menurutnya, kalangan investor masih menganggap stabilitas ekonomi Indonesia masih terjaga dengan regulasi dan insentif yang menguntungkan investor.

Silicon Valley Bank atau SVB merupakan bank yang berkantor pusat di California Amerika Serikat. Bank ini mengkhususkan pada penyediaan layanan keuangan untuk perusahaan startup teknologi dan kesehatan serta venture capital.

SVB selama ini kerap menjadi andalan bagi perusahaan startup atau perusahaan rintisan. Belakangan SVB bangkrut dan masuk dalam kegagalan terbesar Bank Amerika Serikat sejak krisis 2008.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • INDEF
  • SVB
  • Silicon Valley Bank
  • startup

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!