NASIONAL

Marak Kampanye Lawan Kekerasan Seksual di Transportasi Publik

"Pentingnya edukasi soal kekerasan seksual di transportasi massal"

Podcast What's Trending

KBR, Jakarta- Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja!

Mungkin seruan ini perlu didengungkan kembali ke berbagai lini masa. Pasalnya kasus kekerasan seksual, khususnya di transportasi umum masih kerap terjadi. Seperti belum lama ini, kasus pelecehan seksual di bus Transjakarta rute Monas-Pulo Gadung, 20 Februari lalu.

Melansir laman KemenPPPA, transportasi publik dianggap penting untuk pembangunan dan kemajuan sebuah negara. Namun sayangnya, masih ada ruang yang berpotensi tinggi terjadi kasus pelecehan seksual. Deputi Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA, Ratna Susianawati menyebut, pemerintah akan terus mendengungkan gerakan Stand Up Lawan Pelecehan Seksual.

“Kami mendukung penuh gerakan Stand Up Lawan Pelecehan Seksual yang dikampanyekan secara masif oleh berbagai pihak yang terlibat, khususnya di sektor transportasi umum sebagai upaya pencegahan dan melawan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik dengan menggunakan metode intervensi 5D (Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan),” ujar Deputi Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA, Ratna Susianawati, Kamis (16/3).

Disamping itu, Ratna menyebut adanya peningkatan tren pelaporan kasus kekerasan seksual. Menurut Ratna, ini bisa dianggap sebagai peningkatan awareness dan keberanian untuk melaporkan segala bentuk tindak kekerasan yang dialami ataupun dilihat.

“Lahirnya UU TPKS merupakan angin segar dalam menyelesaikan masalah-masalah kekerasan seksual. Kehadirannya juga menjadi jaminan hukum bagi para korban kekerasan seksual untuk mendapatkan pendampingan dan pemenuhan hak-haknya. Pencegahan juga akan menjadi hal prioritas yang harus dilakukan bersama untuk memberikan penyadaran kepada semua pihak terkait akan dampak yang ditimbulkan dari kekerasan seksual,” ujar Ratna.

Sedangkan Direktur Utama JakLingko, Mega Tarigan mengeklaim, sebagai perusahaan penyedia sistem transportasi, seperti JakLingko memiliki komitmen untuk memastikan setiap pengguna transportasi umum, tak lagi takut akan ancaman pelecehan seksual yang belakangan ini sering dijumpai.

“Tahun ini kami berkesempatan untuk merangkul seluruh pihak, khususnya insan transportasi dan perangkat daerah untuk bersama-sama bersinergi menggerakkan kampanye lawan pelecehan seksual di transportasi umum. Kami melihat besarnya manfaat membangun awareness di sekitar, khususnya bagi para pengguna transportasi umum. Harapannya, upaya edukasi ini akan membantu meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi pengguna, pelaju, sehingga mereka tidak merasa ragu memilih transportasi umum. Ayo naik transportasi umum,” tutur Mega.

Dimana Celah Penanganan Kekerasan Seksual di Sektor Transportasi?

Ketua Forum Pembiayaan Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Revy Petragradia melihat penanganan dan pencegahan kasus kekerasan seksual, khususnya di transportasi umum masih kurang. Sebab penanganan dan pencegahan gencar dilakukan, ketika ada kasus kekerasan seksual yang muncul ke permukaan.

"Perlu disampaikan bagaimana apabila terjadi, korban harus melapor kemana, hotline call harus seperti apa? Tindakan apa yang perlu dilakukan. Hal-hal seperti itu harus dikampanyekan ya. Karena menurut saya, kelemahan kita inikan. Kalau di Indonesia ini, kalau mengkampanyekan sesuatu itu hanya insidental ya."

Lanjut Revy, "hanya seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan. Setelah itu selesai, karena mungkin kampanyenya, kejadian sudah menurun. Nanti kalau ada kejadian lagi, baru naik. Nah hal-hal seperti itu memang, harus dibuat sistem manajemen preventif ya. Karena menurut saya tanpa adanya sistem yang jelas, maka para pelaku pelecehan sendiri tetap mencari kesempatan ya."

Ketua Forum Pembiayaan Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Revy Petragradia menilai, perlunya peningkatan kepedulian pengguna kendaraan umum terkait pentingnya penanganan kasus pelecehan atau kekerasan seksual. Selain itu, perlu dibuat SOP yang jelas dan diketahui pengguna kendaraan umum, saat kasus pelecehan atau kekerasan seksual terjadi.

"Khususnya bagaimana menyiapkan aspek hukuman-hukuman, kedua aspek regulasi. Bagaimana SOP? Baik untuk pencegahan dan penanganan kejadian, maupun sistem pelaporan yang ada. Selama ini kita bisa melihat, bahwa korban-korban pelecehan ini kan banyak yang tidak mengadukan kejadian ini, karena dianggap hal-hal tabu ya, memalukan. Padahal kalau kita lihat dengan adanya kampanye speak up korban-korban kekerasan ini, dapat memdorong orang-orang lebih proaktif ya," ujar Revy.

Maraknya kasus kekerasan seksual itu, turut menyulut keprihatinan dari aktris dan penyanyi Cinta Laura. Cinta mengungkap keprihatinannya terhadap rendahnya kepedulian masyarakat dan pihak-pihak terkait soal kasus pelecehan seksual. Menurutnya paradigma yang meremehkan kasus kekerasan seksual mesti diberangus dan dilawan.

"Aku mengalami kekecewaan yang sangat besar. Aku sangat ingin tau berapa, seberapa kalian peduli dengan isu kekerasan seksual dan pelecehan ini. Dan sebenarnya aku mengerti. Mungkin ini gak terlalu menarik, karena kedengarannya hanya teori aja. Eksekusinya mana? Gimana kita mau eksekusi? Gimana mau ada perubahan, kalau kalian aja nggak peduli," pungkas Cinta.

Baca juga:

Kekerasan Berbasis Online Meningkat, Orang Muda Bisa Apa?

Anne Hathaway Nyentil Kesetaraan Gender di Forum B20 demi Perekonomian Global

Awal Tahun, Lebih 80 Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual di Sekolah

Aktris dan penyanyi Cinta Laura Kiehl mengaku, dirinya pernah mendapati cerita soal kejadian kekerasan seksual dimana korban justru dianggap berlebihan dan tidak mendapatkan bantuan. Kata dia, persoalan ini harus dientaskan. Menurutnya masyarakat perlu disadarkan bahwa persoalan ini penting dan perlu diperhatikan

"Satu-satunya hal yang bisa kita kontrol adalah bagaimana kita berperilaku, keputusan apa yang kita ambil. Jadi dimana masalahnya? Di kita semua. Saya sangat senang di KRL ada tempat khusus perempuan. Tapi itu bukan satu-satunya solusi. Jika para pelaku masih bisa lari, melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Saya harap dengan lebih banyak orang lapor, sadar adanya tingkat pelecehan yang tinggi. Aksi-aksi tersebut tidak lagi jadi normal di masyarakat kita," tegasnya.

Lebih lanjut soal isu kekerasan seksual di transportasi umum. Mari simak podcast What's Trending di link berikut ini:

  • Kekerasan seksual
  • Pelecehan seksual
  • Bus Transjakarta
  • Jak Lingko
  • Kereta Api
  • transportasi umum

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!