KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo menyebut kegentingan global masih menjadi sebuah ancaman yang tidak ringan. Kata dia, ketidakpastian global juga memunculkan resiko-resiko yang sulit diprediksi.
Oleh sebab itu kata dia semua pihak harus bekerja keras untuk menghindarkan negara kita dari ancaman-ancaman risiko global
"Dan kita tahu baru sehari dua hari tiga hari yang lalu hal-hal yang tidak terduga muncul. Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank semuanya ngeri begitu ada satu bank yang bangkrut. Muncul lagi belum dua hari muncul lagi bank berikutnya yang kolaps Signature Bank," kata Presiden Jokowi pada pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Rabu (15/03/23). (Setpres) (15/3/23).
Kata dia, saat ini semua negara tengah menunggu efek domino dari kebangkrutan sejumlah bank besar tersebut.
Baca juga:
- Menkeu: 2022, Tahun Brutal Perekonomian Global
- Maret 2023, Peserta JKN-KIS Capai 252 Juta Orang
Lebih lanjut Jokowi juga mengingatkan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jangan dibelanjakan produk impor.
Ia mendorong pembelian produk dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian.
"Ini sudah disampaikan Pak Menko Marinves, Pak Menteri Perindustrian targetnya 95 persen. 95 persen dari pagu anggaran barang dan jasa, itu harus dibelikan produk-produk dalam negeri. Kalau ini bisa kita lakukan, industri dalam negeri, industri UMKM kita semuanya akan hidup dan berkembang," ujar Jokowi.
Jokowi juga meminta pembelian produk dalam negeri di kementerian/lembaga dipergunakan untuk menentukan besarnya tunjangan (Tukin) aparatur sipil negara (ASN). Presiden telah memerintahkan hal itu kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Editor: Rony Sitanggang