Article Image

NASIONAL

Apakah Anak Perlu Tahu Kondisi Keuangan Orang Tua?

"Pentingnya memberi pemahaman soal kondisi keuangan orang tua agar anak-anak tidak melakukan hal-hal yang merugikan."

KBR, Jakarta - Miris ya melihat anak-anak pejabat pada pamer kemewahan. Padahal bahan flexingan-nya tuh duit atau aset punya orang tua mereka! Apalagi momennya dirasa ga tepat banget, di tengah kondisi ekonomi yang masih tertatih-tatih pengin pulih. Kalau udah gini, sebenarnya anak perlu tahu nggak sih soal kondisi keuangan keluarga dan bagaimana cara mengedukasi mereka?

Menurut certified financial planner Kevin Taslim, anak tetap perlu tahu kondisi keuangan keluarga, tetapi hanya secara garis besarnya saja. Hal ini karena sulitnya memerinci keuangan orang dewasa secara eksplisit.

“Kalau misalnya cuma gaji aja kan pasti harus ada teman-temannya, kayak pengeluarannya berapa sebenarnya, tujuan finansial berapa, dan utangnya berapa, ga bisa cuma satu poin kita kasih tahu. itu malah akan menyeret si anak ikut financial planning," jelas Kevin.

Kevin khawatir, informasi itu justru berubah jadi beban ketika si anak belum siap. Apalagi uang adalah masalah sensitif bagi sebagian orang.

“Kadang kalau kita lihat ya, dalam kenyataannya sekarang, bahkan orang dewasa pun belum tentu siap menerima data sedetail itu,” kata Kevin.

Kevin mencontohkan, anak hanya perlu tahu keluarganya berkecukupan, tetapi orang tua sedang menabung untuk pendidikan si anak.

Nah, jika anak berhasil dipahamkan, ini jelas menguntungkan orang tua. Soalnya anak akhirnya bisa ikut menyukseskan tujuan finansial keluarga.

“Pengalaman saya, akan kebentuk mindset, ‘oh iya, saya harus bantu orang tua saya berhemat,’” ujarnya.

Baca juga: 

Perencanaan Keuangan ketika Mengalami PHK

Persiapan Finansial bagi Calon Orang Tua

Kevin Taslim, founder Heartfelt, mengatakan anak yang melek keuangan dan paham kondisi finansial orang tua bakal membantu pencapaian tujuan keuangan keluarga (Foto: dok pribadi)

Orang tua perlu menyesuaikan edukasi soal keuangan dengan tingkat pemahaman si anak. Misalnya mulai dari konsep simpel seperti menabung dan delayed gratification.

“Misalnya dari TK sudah diajarin mengelola uang jajan kayak gini, dikasih tanggung jawab. Sehingga pas SD sudah bisa ke next level lagi. Nanti SMP sudah bisa ke next level lagi. Nah, di level dia sudah bisa mengerti mengenai utang, aset, saya rasa itu boleh dikasih tahu,” kata Kevin.

Seperti pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, orang tua perlu memberikan keteladanan, jika ingin mendidik anak soal keuangan. Mau anak bergaya hidup sederhana? Orang tuanya dulu dong!

“Kalau misalnya kita mau ngajarin anak kita habit yang baik, mulailah dari kita sendiri. Kalau kita sudah bisa habit dengan baik, kita akan nularin ke si anak,” tutur Kevin.

Kevin yang juga merupakan seorang ayah, sudah merencanakan bagaimana mendidik anaknya soal keuangan nanti. Founder Heartfelt ini lebih menekankan nilai (value) dibandingkan detail gaji atau pengeluaran rumah tangga.

“Misalnya mau sesuatu kayak mainan baru, diajari nanti nggak dikasih dulu, tapi suruh nabung dulu. Terus dikasih tanggung jawab sejumlah uang, ini uang jajan kamu, nanti ini buat apa. Jadi kayak dikasih tugas,” ujar Kevin.

Cepat atau lambat, anak akan menyadari kondisi keuangan orang tuanya. Namun. orang tua perlu mencicil edukasi keuangan sedini mungkin agar habit keuangan yang baik bisa tertanam hingga anak sudah dewasa.

Simak paparan lengkap certified financial planner Kevin Taslim soal memberi tahu anak soal keuangannya orang tua di Uang Bicara episode Apakah Anak Perlu Tahu Kondisi Keuangan Orang Tua? Di KBR Prime, Spotify, Apple Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.