KBR, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina membawa dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia.
Peneliti dari CSIS, Lestary J Barany menyebut, perekonomian Indonesia terdampak dua kondisi sekaligus, yaitu dampak atas serangan Rusia ke Ukraina, dan dampak atas sanksi-sanksi yang dikenakan kepada Rusia.
Lestary mengatakan, dampak langsung dari dua kondisi itu adalah lonjakan harga komoditas dan harga energi, serta terganggunya rantai distribusi barang.
"Ada lonjakan harga komoditas yang ini mungkin bisa dibilang direct impact. Lalu, lonjakan harga energi dan juga shock pada suplly chain. Kombinasi dari ketiga hal ini akan menambah tekanan bagi perekonomian-perekonomian global termasuk Indonesia, yang saat ini masih mengalami pandemi," kata Lestary J Barany dalam diskusi daring "Menimbang Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia", Rabu (2/3/2022).
Lestary menambahkan, meskipun Rusia dan Ukraina bukan mitra dagang utama Indonesia, tapi konflik ini bisa berdampak pada bahan makanan yang diimpor oleh Indonesia.
Ia menyebut Indonesia masih mengimpor gandum untuk memproduksi mie, roti dan tepung dari Rusia dan Ukraina.
Baca juga:
- - Ekonom: Konflik Rusia-Ukraina Jangan Jadi Alasan Menaikkan Harga BBM
- - 13 WNI Belum Dievakusi dari Ukraina, Kendalanya?
Pada tahun 2020 lalu, impor dari Ukraina ke Indonesia menempati peringkat 19 dengan nilai setara Rp13,8 triliun. Sedangkan impor dari Rusia menduduki urutan ke 21 dengan nilai setara kurang dari Rp13,7 triliun.
Editor: Agus Luqman