NASIONAL

SoftBank Batal Investasi di IKN, Bappenas: Masih Banyak Investor Lain

""Kabar baiknya adalah bahwa sebagaimana diberitakan media terdapat sejumlah investor yang juga tertarik untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara ini. ""

Pekerja memperbaiki Jalan menuju IKN, Semboja-Sepaku yang rusak di Samboja, Kutai Kartanegara, Kalti
Pekerja memperbaiki Jalan menuju IKN, Semboja-Sepaku yang rusak di Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim. Minggu (13/3/22). (Foto:ANTARA/Hafidz Mubarak)

KBR, Jakarta— Perusahaan modal ventura asal Jepang, SoftBank, urung investasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Kondisi ini membuat Indonesia gagal memperoleh potensi investasi senilai US$100 miliar atau Rp1.431 triliun (kurs: Rp14.310).

Meski begitu, Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Sidik Pramono mengklaim, batalnya minat atas pendanaan itu tidak memengaruhi pembangunan IKN. Menurutnya, masih banyak cara lain yang akan dilakukan pemerintah untuk menjaring investor baru.

"Kabar baiknya adalah bahwa sebagaimana diberitakan media terdapat sejumlah investor yang juga tertarik untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara ini. Kalaupun ada satu atau dua pihak yang kemudian menyatakan tidak tertarik atau hal lainnya tentu ini menjadi tantangan bersama untuk mengeksplorasi termasuk menjajaki investor yang lain dan juga menyiapkan model-model bisnisnya, menguntungkan dalam proses pembangunan Ibu Kota Nusantara ini," katanya kepada KBR, Senin (14/3/2022).

Baca Juga:
Prosesi Kendi Nusantara, Presiden Sebut Pentingnya Kolaborasi Pembangunan IKN
Jokowi Minta Kepala Otoritas IKN Segera Selesaikan Masalah Lahan Ibu Kota

Sidik mengatakan proses pembangunan IKN tidak hanya bergantung pada satu investor seperti SoftBank. Bahkan, katanya, saat ini terdapat beberapa investor baru yang telah menyatakan minat untuk berinvestasi dalam mega proyek tersebut. Namun, Sidik menolak membeberkan nama-nama calon investor tersebut.

"Data mengenai hal tersebut belum bisa disampaikan saat ini karena pembicaraan-pembicaraan masih terus berjalan. Tentu pada saatnya nanti ketika kemudian tahapannya sudah lebih maju dan matang tentu akan disampaikan kepada publik," sambungnya.

Sidik berjanji, pembangunan IKN tidak akan menekan beban anggaran negara. Karena itu, pemerintah masih terus mengeksplorasi sumber-sumber pendanaan dari calon investor dan tengah mematangkan skema bisnis investasi yang akan dijalankan.

"Perlu disampaikan bahwa ketertarikan dari calon investor dari dalam maupun luar masih dalam tahapan pembicaraan awal. Jadi tentu selanjutnya jika memang ada komitmen tersebut masih harus dibahas dan dimatangkan di tahap teknisnya mengenai skema kerja sama business modelnya seperti apa," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Januari 2020,  Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyatakan, SoftBank berminat menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebesar US$ 100 miliar. 

Minat investasi itu disambut baik pemerintah sehingga menunjuk Pendiri dan CEO SoftBank Masayoshi Son sebagai ketua dewan pengarah IKN bersama bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan.

Editor: Sindu

  • Otorita IKN Nusantara
  • IKN
  • Dana IKN Nusantara
  • Bappenas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!