NASIONAL

Omicron BA.2 atau Omicron Siluman Datang dari Luar Negeri

"Perlu ada kewaspadaan khusus terutama di pintu-pintu masuk negara."

Omicron Siluman Datang dari Luar Negeri
Dokter Patologi Klinik memeriksa sampel media pembawa COVID-19 untuk penelitian di Lab Surabaya, Jatim (6/2/2020) (Foto: Antara/Umarul Faruq)

KBR, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menilai varian ini berpotensi menjadi ancaman jika masyarakat abai menerapkan protokol kesehatan. Kata dia, juga perlu ada kewaspadaan khusus terutama di pintu-pintu masuk negara.

"Mudah-mudahan tidak ada varian baru (lagi) kalau protokol kesehatannya dijaga. Jadi protokol kesehatannya termasuk menutup pintu negara. Kalau tidak ada karantina, itu merupakan penjagaan yang kurang baik. Jadi kalau begitu, bahayanya akan ada varian-varian yang mungkin akan berbahaya. Jadi menurut saya sih sangat salah kalau nggak ada karantina," kata Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko saat dihubungi KBR (6/3/2022).

Ia juga mendorong pemerintah mengawasi pemberlakuan travel bubble atau perjalanan wisata turis asing. Sebab mutasi-mutasi Covid-19 yang menyebar dengan ancaman besar di Indonesia, ditransmisikan oleh pelaku perjalanan luar negeri atau PPLN.

Dilanjutkannya, subvarian BA.2 dari varian Omicron Covid-19 juga sudah ada di luar negeri.

"Saya kurang setuju dengan penamaan Omicron Siluman, sebab mutasi ini datang dari luar negeri, bukan berkembang dan lahir di Indonesia. Itu merupakan subvarian yang dibawa juga dari pendatang di Indonesia. Di Inggris sudah ada, di Afrika sudah ada. Kemudian kebawa ke kita, bukan bermutasi di kita. Jangan menamakan sembarangan. Jadi menurut saya itu namanya subvarian B2. Sudah dikenal dari luar negeri, dari negara asal varian omicron," tegasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut Covid-19 varian Omicron BA.2 berpotensi meningkatkan kasus hingga lebih dua kali lipat dari saat ini. Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pemerintah akan lebih berhati-hati dalam upaya menurunkan kasus Covid-19.

"Lebih pada peningkatan kasus kembali ya. Jadi kalau misalnya, negara yang sudah ada tren penurunan ya seperti kita ini, kan kita sudah lihat tren penurunan sudah mulai terjadi. Tapi kalau kemudian BA.2 ini mulai mendominasi, yang tadinya upaya kita menekan penularan tadi bisa kemudian menyebabkan kasus itu kembali melonjak. Artinya kita harus tetap waspada, bahwa varian BA.2 ini bisa memberikan pola yang berbeda," ujar Siti Nadia kepada KBR, Minggu, (6/3/2022).

Baca juga:

- Pakar Ingatkan Varian Omicron Siluman Sulit Terdeteksi

- Pemerintah Ajak Warga Waspadai Dampak Omicron Siluman

Ia juga menjelaskan, varian yang juga dikenal sebagai Omicron Siluman itu, bisa meningkatkan penularan virus meski kasus varian sebelumnya masih mendominasi.

Editor: Fadli Gaper

  • Omicron Siluman
  • Omicron BA.2

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!