NASIONAL

BKPM Fokus Dorong 4 Sektor Primer Menuju Industri Hilirisasi

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo mengamati mobil listrik loniq 5 di Pabrik Hyundai Motor Manufacturin

KBR, Jakarta— Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan berupaya mendorong investasi di empat sektor primer menuju industri berbasis nilai tambah atau hilirisasi.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno menyebut, ke-empat sektor tersebut meliputi, sektor yang berorientasi ekspor, infrastruktur, energi, khususnya energi baru dan terbarukan, serta pertambangan yang menciptakan nilai tambah.

"Sebagai ilustrasi, industri nikel menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil listrik dunia yang sangat sarat dan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Hal itu dibuktikan salah satunya adalah dengan adanya groundbreaking Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution atas bidang usaha industri baterai terintegrasi dan baterai listrik pada 15 September 2021 yang lalu," katanya pada acara Persiapan Pertemuan Pertama TIIWG G20, Senin (21/3/2022).

Baca juga:
Janji Permudah Izin Investasi Hilirisasi di RI, Bahlil: Nanti Saya Sendiri yang Urus


Dorong Ekonomi Hijau, OJK Beri Insentif untuk Kredit Kendaraan Listrik

Riyatno mengatakan Kementerian Investasi/BKPM akan menyiapkan 47 proyek investasi berkelanjutan yang siap dijalankan. Sebagai tahap awal, Kementerian BKPM bersama Kementerian Maritim dan Investasi telah meluncurkan Peta Peluang Investasi yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. 

Sebanyak 47 sektor tersebut terdiri dari 12 Sektor proyek pariwisata, 14 sektor kawasan ekonomi, 15 sektor industri manufaktur, dan enam proyek sektor infrastruktur. Nilai investasi pada proyek ini diharapkan dapat menyentuh Rp155,2 triliun.

"Ke-47 proyek tersebut diharapkan dapat memberikan dampak langsung dalam pencapaian 17 SDGs (Sustainable Development Goals). Setidaknya terdapat lima tujuan SGDs yang sangat berkorelasi dengan pembangunan proyek investasi pada Peta Peluang Investasi, antara lain yaitu untuk mengatasi kemiskinan, menciptakan kehidupan yang sehat dan sejahtera, menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi. Tentunya hal ini sangat konsisten dengan Presidensi G-20 Indonesia 2022 mengingat salah satu isu yang diangkat adalah terkait dengan isu investasi berkelanjutan," kata dia.

Menurutnya, sektor-sektor tersebut sejalan dengan transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis hilirisasi. Kata dia, sejak 2019 hingga 2021 sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatan meningkat sebesar 90,7 persen, dari Rp61,6 triliun menjadi Rp117,5 triliun pada 2021.

Editor: Sindu

  • investasi hijau
  • hilirisasi
  • BKPM
  • kinerja ekspor-impor
  • Kementerian Investasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!