NASIONAL

Bappenas Minta Dominasi Ekspor RI Diubah dari Komoditas Non-Olahan ke Manufaktur

"Tantangan ekspor Indonesia berikutnya adalah akses dan informasi ekspor yang masih belum memadai."

Fadli Gaper

Ekspor RI
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti. (Foto: tangkapan layar youtube Sweden Jakarta)

KBR, Jakarta - Komposisi ekspor Indonesia dari tahun ke tahun masih didominasi ekspor komoditas non-olahan. 

Padahal tren ke depan, ekspor komoditas berpotensi semakin menurun karena adanya isu lingkungan dan keberlanjutan. 

Menurut Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, tantangan ekspor Indonesia berikutnya adalah akses dan informasi ekspor yang masih belum memadai.

"Ini mungkin yang menjadi tantangan kita bersama, bagaimana kita bisa shifting bahwa ekspor Indonesia ke depan kita geser dari yang berbasis komoditas kepada ekspor produk-produk yang lebih bernilai tambah tinggi terutama ekspor produk manufaktur," ujar Amalia Adininggar Widyasanti saat menyampaikan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023 dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (10/3/2022).

Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, ada 70 persen lebih pelaku usaha yang memanfaatkan informasi peluang ekspor. 

Informasi itu justru bersumber dari informasi yang diperoleh secara mandiri, dari sumber non-pemerintah, dan hanya sedikit yang berasal dari informasi pemerintah.

Tantangan ekspor nasional berikutnya, menurut Amalia yaitu, literasi digital yang masih rendah, dan performa logistik yang juga masih rendah. Akibatnya, harga pengiriman logistik antar-wilayah masih belum merata. Hal itu disebabkan karena masih belum baiknya kualitas pelayanan pelabuhan, dan infrastruktur jalan raya.

Baca juga:

Kinerja Ekspor RI

Indonesia sepanjang tahun 2021 telah mencatatkan kinerja ekspor mencapai US$231,54 miliar atau setara Rp3 kuadriliun. Meski begitu, Indonesia belum memanfaatkan seluruh potensi ekspor yang dimiliki.

“Peluang Indonesia untuk mendorong ekspor masih sangat besar. Karena kalau kita lihat ekspor Indonesia masih di bawah potensinya dan ini terjadi hampir di seluruh mitra dagang,” kata Amalia.

    Negara-negara mitra dagang tersebut, paling besar potensinya adalah di China, Amerika Serikat, India, Jepang, dan disusul negara-negara ASEN seperti Vietnam, Malaysia, Filipina dan Singapura.

    Amalia memperkirakan, potensi ekspor Indonesia mencapai US$58,8 miliar atau sekitar Rp840 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS). 

    “Diperkirakan potensi ekspor yang belum termanfaatkan diperkirakan sekitar US$58,8 miliar,” imbuhnya.

    Editor: Agus Luqman

    • Ekspor RI
    • Ekspor Komoditas
    • Bappenas
    • manufaktur

    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!