BERITA

Polemik Mudik Lebaran saat Pandemi, Dilarang atau Tidak?

""Harapannya di tahun ini pada saat lebaran sudah diperbolehkan. Karena sekarang ini vaksinasi juga sudah mulai dilakukan oleh masyarakat""

Heru Haetami, Adonia Bernike

 Polemik Mudik Lebaran saat Pandemi, Dilarang atau Tidak?
Ilustrasi: Kampanye larangan mudik yang dilakukan Satlantas Bengkayang pada 2020. (Antara/Wati)

KBR, Jakarta-   Pemerintahan menyatakan tak ada larangan mudik lebaran tahun 2021. Meski kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan, Ahli Epidemiologi berharap pengetatan mobilitas warga tetap dilakukan, mengingatkan kasus kerap bertambah pasca hari libur. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah tidak memberikan larangan bagi masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran hari raya Idulfitri 2021. Ia berjanji, mekanisme mudik akan diatur bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

"Dapat kami kemukakan terkait dengan mudik 2021 pada prinsipnya pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang. Kami akan berkoordinasi dengan gugus tugas bahwa mekanisme mudik itu kita atur bersama dengan pengetatan dan melakukan tracing terhadap mereka-mereka yang berpergian," kata Budi dalam rapat dengan Komisi V DPR, Selasa (17/3/2021).

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional, Doni Monardo mengatakan, kebijakan terkait mudik Lebaran 2021 masih akan dirapatkan di tingkat Kementerian. Ia meminta masyarakat sabar menunggu keputusan final dari pemerintah.

"Kita sudah punya pengalaman lah dari mulai awal kasus bulan Maret tahun lalu, kita sudah pernah mengikuti lebaran Idul Fitri, Idul Adha, kemudian sejumlah liburan lainnya, terakhir libur natal tahun baru. Tapi setelah itu ada liburan panjang juga, Imlek dan Isra Miraj, ada liburan tapi ada pelarangan ya. Dan nanti bagaimana keputusannya bersabar saja, semua ada mekanismenya," kata Doni usai peresmian rumah sakit karantina RSUD Soekarno di Bangka Belitung, Kamis (18/3/2021).

Doni menambahkan, keputusan mengenai libur lebaran masih bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keputusan bersama antarkementerian.

"Semuanya nanti ada mekanisme, BNPB bagian dari organisasi, dan keputusan itu nanti lewat suatu forum di tingkat kementerian dipimpin oleh bapak Menko perekonomian selaku ketua komite," pungkasnya.

Tanggapan Masyarakat dan Epidemiolog


Tak adanya larangan mudik lebaran disambut beragam oleh masyarakat. Sharah Adella Rulias, karyawan swasta ini bila tidak pandemi, ia bersama keluarga mudik ke Rembang, Jawa Tengah. Kata dia, jika pemerintah izinkan mudik harus dipastikan kondisi sudah aman.

"Mudik saat pandemi agak takut dan serba ribet karena kan situasinya lagi tidak kondusif lagi ada covid. Jadi kalau dari pemerintah belum boleh kasih izin ya sudah di rumah saja. Tapi kalau tahun ini misalnya dibolehin as in pemerintahnya sudah declared bahwa warga sudah boleh bepergian dan kalau ada momennya juga mau banget mudik. Alasannya itu tadi sudah ada izin pemerintah," kata Sharah kepada KBR, Rabu (17/3/2021).

Sementara itu, Satriyo Adi Wicaksono karyawan ibu kota asal Kebumen, Jawa Tengah mengaku setuju bila pemerintah membolehkan mudik lebaran tahun ini. Menurutnya, mudik adalah tradisi yang tidak bisa dihilangkan. 

Apalagi kata dia, pada tahun lalu diirinya tidak bisa pulang lantaran ada larangan akibat pandemi.

"Harapannya di tahun ini pada saat lebaran sudah diperbolehkan. Karena sekarang ini vaksinasi juga sudah mulai dilakukan oleh masyarakat walaupun belum semua tapi mudah-mudahan itu bisa jadi jaminan untuk menekan virus Corona. Satu lagi ketika pemerintah memperbolehkan mudik juga harus dipersiapkan peraturan, sarana dan prasarana, petugas yang membuat kita merasa aman saat mudik dan tetap memperhatikan protokol kesehatan," ujar Satriyo

Kebijakan pemerintah untuk tidak melarang mudik lebaran pada tahun ini dinilai memiliki beberapa konsekuensi yang harus dipertimbangkan termasuk juga diantisipasi.

Menurut Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, test positivity rate yang masih tinggi dan belum diimbangi dengan adanya tes dan pelacakan yang memadai, memberikan kondisi adanya peningkatan angka kasus di masyarakat.

"Adanya pelonggaran ataupun tidak dilarangnya mudik ini tentu harus dilakukan satu tindakan antisipasi ya untuk mengurangi potensi penyebaran karena situasi tadi," kata Dicky kepada KBR, Rabu (17/3/2021).

Dicky pun menegaskan, untuk memutus rantai penularan dan menekan kasus Covid-19, sebaiknya mobilitas warga ditekan.

"Tentu selalu harus diimbau bahwa sifatnya saat ini lebih baik ada di rumah ataupun di lokasi dimana masyarakat tinggal pada saat mudik atau pada saat masa lebaran ini akan jauh lebih baik. Baik untuk dirinya, keluarganya, maupun masyarakat. Karena itu artinya akan mengurangi potensi penyebaran maupun potensi dia terpapar dari Covid-19. Bahkan meskipun dia sendiri atau keluarganya sudah divaksinasi," katanya

 

Editor: Rony Sitanggang

Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.

  • #KBRLawanCovid19
  • #vaksinasicovid-19
  • #pakaimasker
  • #satgascovid19
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #jagajarak
  • #cucitanganpakaisabun
  • vaksin
  • COVID-19
  • #IngatPesanIbu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!