BERITA

Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka April 2020

Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka April 2020
Menko Perekonomian Airlangga memberi keterangan peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/3/20). Antara/ Nova Wah

KBR, Jakarta - Pemerintah mengumumkan peluncuran program Kartu Prakerja pada Jumat (20/3/2020).

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan sosialisasi program ini akan berlangsung selama dua pekan ke depan, kemudian pendaftarannya baru akan dibuka pada April 2020.

Ia juga menegaskan Kartu Prakerja akan diprioritaskan untuk anak muda yang belum mendapat pekerjaan.

"Yang belum mendapat kerja ini, pekerja muda ini 64 persen dan 78 persen adalah lulusan SMA ke atas. Pemerintah menyadari, 90 persen dari mereka juga tidak pernah mengikuti pelatihan yang bersertifikasi," kata Airlangga Hartarto di konferensi pers Kemenko Perekonomian, Jumat (20/3/2020).

Airlangga menyebut sekarang ada 7 juta penduduk Indonesia yang belum mendapat pekerjaan. Sebanyak 3,7 juta orang di antaranya berusia 18-24 tahun.

Kendati begitu, saat ini Kartu Prakerja baru ditargetkan untuk 2 juta pencari kerja muda.


Pelatihan Kerja di 8 Platform Digital

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan para pemegang Kartu Prakerja akan mendapat biaya pelatihan sekitar Rp3 juta sampai Rp7 juta per orang. 

Nantinya mereka bisa memilih jenis pelatihan kerja sesuai minat masing-masing di 8 platform digital yaitu:

    <li>Bukalapak;</li>
    
    <li>MauBelajarApa;</li>
    
    <li>Pintaria;</li>
    
    <li>Ruangguru;</li>
    
    <li>Sekolahmu;</li>
    
    <li>Tokopedia;</li>
    
    <li>Pijar Mahir, dan;</li>
    
    <li>Sisnaker.<span id="pastemarkerend">&nbsp;</span></li></ol>
    

    Pemerintah juga menjalin kerja sama dengan tiga mitra bayar yaitu BNI, OVO, dan LinkAja.

    Editor: Ardhi Rosyadi

  • kartu prakerja

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!