Warga mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/3/2020). (Foto: ANTARA/Galih Pradipta)
KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2020 tercatat surplus Rp 34,9 triliun atau US$ 2,34 miliar. Angka itu berasal dari total nilai ekspor sebesar US$ 13,94 miliar dan impor sebesar US$ 11,6 miliar.
Januari lalu neraca dagang, sempat mengalami defisit. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/3/2020).
"Perkembangan ekspor pada Februari 2020, nilai ekspor Februari 2020 ini, mencapai US$ 13,94 miliar, atau naik sebesar 2,24 persen dibanding Januari 2020," ucap Yunita Rusanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Yunita mengatakan, nilai ekspor naik pada Februari 2020 secara month on month dan year on year. Sementara, nilai impor menurut penggunaan barang sendiri semuanya menurun. Kata Yunita, hal itu termasuk impor barang konsumsi, impor bahan baku, dan impor barang modal.
Angka impor sebesar US$ 11,6 miliar tercatat turun 18,69% secara month on month, dan turun 5% secara year on year. Impor yang paling banyak turun berasal dari barang mesin dan perlengkapan elektrik, mesin dan peralatan mekanis, kendaraan dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik, serta bahan kimia organik.
Sementara ekspor Februari tercatat sebesar US$ 13,94 miliar. Peningkatan ekspor terbesar dari logam mulia, kendaraan dan bagian lainnya, lemak dan minyak nabati, barang tekstil, bahan bakar mineral.
Yunita menjelaskan, ekspor tertinggi menuju negara Singapura, Malaysia, Ukraina, Swiss, dan Filipina. Sementara ke Cina, India, Taiwan, Jerman, dan Belanda turun.
Editor: Rony Sitanggang