RUANG PUBLIK

Politikus Biasa Korupsi Demi Mendanai Partai, Ini Modusnya

Politikus Biasa Korupsi Demi Mendanai Partai, Ini Modusnya

Korupsi terjadi bukan semata-mata karena hukum yang lemah.

Korupsi juga acap kali terjadi karena banyak partai politik (parpol) kekurangan dana operasional.

Demikian dijelaskan Faisal, Bariroh Barid, dan Didik Mulyanto dalam Pendanaan Partai Politik di Indonesia: Mencari Pola Pendanaan Ideal untuk Mencegah Korupsi (Jurnal Integritas, 2018).

Menurut Faisal dkk (2018) upaya pendanaan parpol kerap memicu gelombang korupsi di berbagai negara, termasuk Indonesia.


Pengeluaran Parpol Besar

Faisal dkk (2018) menjelaskan bahwa parpol membutuhkan biaya besar untuk kegiatan-kegiatan politiknya.

Pembiayaan itu umumnya diperlukan untuk pemilihan pengurus partai di tingkat pusat dan daerah, seleksi Capres atau Cawapres, seleksi calon kepala daerah, seleksi calon legislatif, serta kampanye-kampanye Pemilu.

Hanya sedikit kegiatan parpol yang berfokus menjembatani rakyat dengan negara.

Menurut Faisal dkk (2018) pembiayaan untuk kegiatan seperti pendidikan politik, perumusan kebijakan publik, atau komunikasi pertanggungjawaban pada konstituen umumnya sangat minim.

Untuk melancarkan seluruh kegiatan tersebut, rata-rata parpol di tingkat pusat membutuhkan dana sebesar Rp51,2 miliar per tahun. Parpol tingkat provinsi butuh Rp68 miliar, dan tingkat kabupaten/kota butuh sekitar Rp500 juta.

Kalau ditotal, parpol di Indonesia diperkirakan punya kebutuhan rata-rata sebesar Rp375 miliar tiap tahunnya.


Pemasukan Parpol Kecil

Masalahnya, menurut Faisal dkk (2018) pemasukan parpol jauh lebih rendah dari pengeluaran mereka.

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, parpol hanya diperbolehkan mendapat pemasukan dari iuran anggota, sumbangan anggota, sumbangan non-anggota, sumbangan badan usaha, serta subsidi negara.

Parpol juga dilarang mendirikan badan usaha, dilarang memiliki saham usaha, serta dilarang menerima dana dari BUMN, BUMD, serta dana desa.

Alhasil, menurut penelusuran Faisal dkk (2018), rata-rata parpol hanya punya pemasukan sebesar Rp1,2 miliar per tahun.

Namun pemasukan tersebut belum termasuk sumbangan non-anggota dan sumbangan badan usaha yang datanya sulit diketahui.


Modus Berburu Rente untuk Kas Partai

Menurut Faisal dkk (2018), di tengah kondisi “besar pasak daripada tiang” itu, hampir semua partai menggantungkan diri pada dana dari sumbangan pengurus atau simpatisan partai.

Pemasukan parpol juga sangat bergantung pada kader-kader partai yang sudah masuk ke lembaga legislatif maupun eksekutif.

Faisal dkk (2018) menyebut, biasanya para kader yang berhasil masuk pemerintahan mencari dana tambahan untuk partainya lewat tiga modus.

Pertama, membajak kebijakan anggaran dan transaksi legislasi. Kedua, menempatkan kader-kader di kementerian, BUMN, atau lembaga lain yang punya akses dana melimpah.

Dan terakhir, meminta atau menerima sumbangan dari pengusaha. Nantinya pengusaha ini akan diberi imbalan berupa kemudahan akses ke proyek-proyek pemerintahan.


Cegah Korupsi: Negara Perlu Naikkan Subsidi untuk Parpol

Untuk mencegah agar praktik-praktik korup tadi tidak terus terjadi, Faisal dkk (2018) berpendapat bahwa negara perlu meningkatkan dukungan untuk keuangan parpol.

Dukungan tersebut bisa diberikan lewat beberapa skema. Misalnya, dengan menaikkan jumlah dana bantuan untuk parpol.

Atau, pemerintah bisa mengikuti model yang diterapkan di Turki, yakni memberi parpol persenan dari pendapatan negara.

Menurut Faisal dkk (2018), parpol-parpol Turki mendapat jatah sebesar 0,0004 persen dari pendapatan negara.

Persenan itu kemudian dibagi-bagi lagi untuk parpol yang lolos parliamentary threshold dan disesuaikan dengan jumlah suara yang mereka dapatkan.

Namun Faisal dkk (2018) juga mengingatkan, berapa pun tambahan dana dari pemerintah, jumlahnya tidak akan cukup jika parpol tidak bisa mengatur dan membatasi pengeluaran mereka.

(Sumber: Pendanaan Partai Politik di Indonesia: Mencari Pola Pendanaan Ideal untuk Mencegah Korupsi, Jurnal Integritas Vol. 4, 2018)

 

  • korupsi
  • partai politik
  • Pemilu 2019
  • KPK
  • korupsi politik

Komentar (1)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • lady mia5 years ago

    KABAR BAIK!!! Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu. Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: [email protected] dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya. Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: [email protected] dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: [email protected] Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan. Sepatah kata cukup untuk orang bijak.