RUANG PUBLIK

Banjir Bandang Sentani Lahap 9 Kelurahan, Ribuan Pengungsi Butuh Bantuan Mendesak

Banjir Bandang Sentani Lahap 9 Kelurahan, Ribuan Pengungsi Butuh Bantuan Mendesak

Tragedi banjir bandang melanda distrik Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura. Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada tanggal 16 Maret 2019, pukul 21.30 WIT.

Menurut lansiran resmi BNPB (18/3/2019) bencana ini melahap sejumlah kelurahan yakni Hobong, Ifale, Ifar Besar, Keheran, Sentani Kota, Sereh, Yobhe, Dobonsolo, Doyo Baru dan Hinekombe.

Sampai saat ini BNPB mencatat ada 79 orang meninggal dunia, 43 orang hilang belum ditemukan, 74 orang luka, 4.226 orang terpaksa mengungsi, dan diperkirakan 11.725 Kepala Keluarga (KK) ikut terdampak.

Bencana banjir bandang Sentani mengakibatkan 350 unit rumah rusak berat, 211 unit rumah terendam, dan 104 unit ruko rusak berat.

Berbagai bangunan lain seperti gereja, masjid, sekolah, jembatan, serta drainase juga dilaporkan rusak berat.


Kebutuhan Mendesak Pengungsi

Menurut laporan BNPB, saat ini ribuan korban banjir bandang Sentani memiliki kebutuhan mendesak berupa:

    <li><span style="Times New Roman"></span>Makanan siap saji</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Selimut</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Air bersih</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span><i>Hygiene
    

    kit (obat-obatan)

    <li><span style="Times New Roman"></span>Pakaian</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Terpal</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Peralatan memasak</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Alat berat</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Matras</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Makanan tambahan gizi</li>
    
    <li><span style="Times New Roman"></span>Peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur</li></ul>
    


    Upaya Penanganan Bencana

    Sampai saat ini langkah evakuasi dan penyelamatan korban masih dilakukan oleh tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Basarnas, PMI, Tagana, NGO, SKPD dan relawan.

    Pos pengungsian telah dibentuk di 6 titik, yakni:

      <li><span style="Times New Roman"></span>BTN Gajah Mada: 1.450 orang</li>
      
      <li><span style="Times New Roman"></span>BTN Bintang Timur: 600 orang</li>
      
      <li><span style="Times New Roman"></span>Doyo Baru: 203 orang</li>
      
      <li><span style="Times New Roman"></span>Sekolah HIS Sentani: 400 orang</li>
      
      <li><span style="Times New Roman"></span>Posko Induk Gunung Merah: 1.273 orang </li>
      
      <li><span style="Times New Roman"></span>SIL Sentani: 300 orang</li></ul>
      

      Sementara itu ruas jalan Nasional Jayapura – Sentani – Kemiri sepanjang 70 km tertutup lumpur dan pohon tumbang.

      Upaya pembersihannya tengah dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura dengan mengearhkan 4 unit ekskavator, 4 wheel loader, dan 10 dump truck.

      Sebanyak 4 unit rumah sakit dan 45 persen gardu listrik (47 dari 104) dilaporkan sudah berfungsi kembali.


      Penyebab Bencana: Curah Hujan Ekstrem dan Kerusakan Hutan

      Menurut laporan BNPB 18 Maret 2019, bencana ini terjadi karena sejumlah faktor, seperti curah hujan ekstrem, formasi batuan penyusun hulu Pegunungan Cycloop yang mudah tererosi, serta kerusakan hutan.

      Kerusakan hutan di kawasan Pegunungan Cycloop ini diperkirakan terjadi akibat perambahan cagar alam oleh 753 Kepala Keluarga (KK) sejak tahun 2003.

      Di kawasan tersebut diketahui terdapat penggunaan lahan pemukiman dan pertanian lahan kering campur pada Daerah Tangkapan Air (DTA) seluas 2.415 Ha.

      BNPB juga melaporkan adanya penebangan pohon untuk pembukaan lahan, perumahan dan kebutuhan kayu, serta tambang galian C.

      (Sumber: BNPB, Penanganan Darurat Bencana Banjir Bandang Sentani, Papua, 18 Maret 2019)

      Editor: Agus Luqman

  • banjir bandang
  • bencana alam
  • kerusakan hutan
  • sentani
  • Papua
  • BNPB
  • Jayapura

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!